Politisi Gerindra Beberkan Alasan Desa Jadi Kunci Ketahanan Pangan

Konten Media Partner
10 Juli 2020 20:30 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Politisi Gerindra, Danang Wicaksana Sulistya saat bercerita soal ketahanan pangan dalam kunjungannya ke sekolah alam di wonogondang, Jumat (10/7/2020). Foto: jay
zoom-in-whitePerbesar
Politisi Gerindra, Danang Wicaksana Sulistya saat bercerita soal ketahanan pangan dalam kunjungannya ke sekolah alam di wonogondang, Jumat (10/7/2020). Foto: jay
ADVERTISEMENT
Meskipun pandemi COVID-19 masih melanda dunia, kebutuhan pangan menjadi hal yang tak bisa berhenti. Desa menjadi tempat pertanian berada, tempat diproduksinya berbagai pangan untuk dikonsumsi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Imbauan pemerintah untuk melakukan berbagai aktivitas dari rumah rupanya tak bisa dilakukan oleh masyarakat di pedesaaan yang sehari-hari bekerja sebagai petani. Sejumlah negara di dunia memberlakukan lock down untuk menekan penyebaran virus corona. Namun, Indonesia tak memberlakukan lock down dengan berbagai pertimbangan. Kebijakan pembatasan menjadi salah satu yang dipilih untuk menekan penyebaran virus corona.
“Kondisi itu yang membuat di pedesaan masih bisa beraktivitas, karena kita tahu kalau dihubungkan dengan kondisi sekarang, ora obah ora mamah (tidak bergerak (bekerja) tidak makan),” ujar Danang Wicaksana Sulistya, Warga Mlati yang sekarang menjadi pengurus DPP partai Gerindra, dalam kunjungan ke Sekolah Alam Wonogondang, Jumat (10/7/2020).
Politisi Gerindra, Danang Wicaksana Sulistya menyapa siswa sekolah alam di wonogondang, Jumat (10/7/2020). Foto: jay.
Danang mengungkapkan bahwa kondisi ini yang perlu disikapi masyarakat dan para pejabat pemerintahan. Pada umumnya, desa menjadi pusat dari produksi berbagai bahan makanan. Sehingga, desa juga perlu didorog untuk meningkatkan produksi pangannya.
ADVERTISEMENT
“Pangan itu vital, pada saat tidak bekerja, maka tidak ada yang bisa untuk membeli pangan,” tegasnya.
Ia tak menutup mata pemerintah dan berbagai pihak telah memberikan bantuan berupa sembako pada masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19. Namun rupanya, hal tersebut tak serta merta menyelesaikan masalah masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19 itu.
Karena ketika sembako tersebut habis, maka masyarakat harus membeli berbagai bahan pangan untuk makan sehari-hari. Sehingga menurutnya, penting untuk mendorong produksi pangan di desa.
“Sleman, kalau boleh dibilang agraris, karena di sleman itu lumbung (pangan)nya DIY, gimana pun juga kita support agraris itu ya perlu kita sampaikan ke mereka, bantuan bibit, pertanian, itu harus sebagai stimulus,” katanya.