Prediksi Gelombang Tinggi di Pantai Selatan Pengaruhi Kunjungan ke Gunungkidul

Konten Media Partner
29 Oktober 2020 15:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pantai selatan di Gunungkidul, Daerah Istimewa, Yogyakarta. Foto: Erfanto.
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pantai selatan di Gunungkidul, Daerah Istimewa, Yogyakarta. Foto: Erfanto.
ADVERTISEMENT
Hari pertama long weekend ini, jumlah wisatawan memang sudah terlihat ada peningkatan. Namun peningkatan jumlah wisatawan di hari Rabu (28/10/2020) kemarin belum seperti yang diprediksi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Dinas Pariwisata Gunungkidul mencatat jumlah wisatawan di hari pertama libur panjang kemarin hanya sekitar 5.000an orang. Jumlah tersebut belum menunjukkan antusiasme masyarakat yang sebenarnya. Karena jumlah tersebut hanya sama dengan tingkat kunjungan wisatawan di hari Sabtu pada libur akhir pekan biasa.
Kepala Seksi Pengembangan dan Daya Tarik Obyek Wisata Dinas Pariwisata Gunungkidul, Aris Sugiyanta mengakui sudah ada peningkatan jumlah wisatawan dibanding hari sebelumnya atau dibandingkan dengan hari-hari biasa. Di mana jumlah kunjungan harian ketika Selasa hingga Jumat.
"Kalau hari biasa, bukan liburan itu rata-rata kunjungan wisatawan dari Selasa sampai Jumat itu hanya 2 ribuan saja," ujarnya, Kamis (29/10/2020).
Aris memperkirakan masih minimnya wisatawan pada hari pertama libur panjang pekan ini karena pengaruh dari prakiraan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang memprediksi akan terjadi gelombang tinggi di kawasan pantai selatan DIY, khususnya Gunungkidul.
ADVERTISEMENT
Aris mengakui jika isu ataupun prediksi berkaitan dengan kondisi pantai atau laut selatan memang akan berpengaruh banyak terhadap jumlah wisatawan ke Gunungkidul. Apalagi 90 persen lebih wisatawan yang ke Gunungkidul tujuannya memang ke pantai. Sehingga isu terkait pantai adalah hal yang sensitif bagi pariwisata Gunungkidul.
"Kemarin isu tsunami 20 meter yang muncul bulan lalu membuat kita kehilangan wisatawan perhari 1.000 hingga 2.000 orang,"terangnya.
Di satu sisi, Dinas Pariwisata (Dispar) Gunungkidul menginisiasi Gerakan Bersama Masyarakat Wisata Guyub (Gebyar Tayub). Gebyar Tayub sebagai strategi dan inovasi untuk memulihkan sektor pariwisata yang terdampak pandemi COVID-19.
Kepala Dispar Gunungkidul Asti Wijayanti mengakui .eski sudah ada upaya Uji Coba Pembukaan Wisata Terbatas, tingkat kunjungan masih belum kembali normal seperti saat sebelum pandemi. Implementasi Gebyar Tayub dilakukan dalam bentuk strategi penguatan pemasaran pariwisata.
ADVERTISEMENT
"Caranya dengan menawarkan paket wisata lokal yang dikemas secara profesional dan terjangkau,"paparnya.
Asti mengatakan sasaran dari strategi ini kebanyakan wisatawan lokal. Antara lain dari instansi, BUMN, BUMD, swasta, sekolah, serta komunitas masyarakat di dalam dan luar Kabupaten Gunungkidul. Ia berharap strategi ini bisa menciptakan promosi pariwisata Gunungkidul yang efektif, efisien dan berkelanjutan.(erl