Psikolog asal Jogja Sesalkan Fetish Bungkus Dijadikan Lelucon

Konten Media Partner
1 Agustus 2020 12:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Akun Twitter @m_fikris membagikan foto dirinya sedang dibungkus kain jarik. Foto: mufis (@m_fikris) via Twitter
zoom-in-whitePerbesar
Akun Twitter @m_fikris membagikan foto dirinya sedang dibungkus kain jarik. Foto: mufis (@m_fikris) via Twitter
ADVERTISEMENT
Kemunculan kisah Gilang yang diduga memiliki fetish terhadap seseorang yang dibungkus dengan kain jarik menuai berbagai respons. Banyak yang mengecam tindakan pwmuda tersebut lantaran ada banyak korban yang disasar oleh Gilang. Pun tak sedikit orang yang di tengah situasi tersebut menjadikan lelucon atau bahan meme tentang bungkus-membungkus.
ADVERTISEMENT
Lucia Peppy Novianti, seorang psikolog asal Jogja mengatakan bahwa banyak orang yang justru tidak tepat menanggapi isu ini dengan membuat lelucon atau meme. Menurut dia, lelucon ini bisa jadi justru memancing luka bagi seseorang yang pernah menjadi korbannya.
"Hal lain yang juga saya soroti adalah bagaimana isu ini kemudian digunakan sebagai ajang membuat lelucon di dunia maya (misal dalam bentuk meme). Secara timing mungkin dipandang pas. Namun sebetulnya sikap ini justru dapat menimbulkan luka baru bagi mereka yang mengalaminya," ungkapnya pada Jumat (31/7/2020).
Dia menilai bahwa justru momen ini seharusnya warganet maupun orang sekitar lebih memberi dukungan baik secara moral maupun psikologis kepada korban. Hal tersebut bertujuan agar korban bisa bangkit.
Informasi selengkapnya klik di sini.
"(Sebaiknya) bagaimana bila momentum terungkapnya kasus ini di dunia maya juga kita ikuti dengan memberikan dukungan moral dan psikologis kepada para korban, yang juga tetap dapat disampaikan dengan cara kreatif namun tetap empatik," kata Peppy.
ADVERTISEMENT
Rupanya selebgram Karin Novilda atau yang biasa dikenal dengan Awkarin juga punya pandangan demikian. Baru-baru ini, ia mengomentari salah satu parodi yang dibuat Babe Cabita mengenai aksi bungkus membungkus.
"Maaf, bercandaannya nggak lucu yang kali ini. Kasian para korban yang sedang trauma. Hmm," cuit Awkarin di akun Twitternya pada Kamis (30/7/2020) kemarin.
Beberapa netizen ada yang menanggapi mungkin ia terlalu serius. Pun tak sedikit warganet yang memandang cuitan Awkarin juga ada benarnya.
"Bener kok, gak pantes kayak gini dijadiin guyonan publik. Mikir gak perasaan para korban? Malu, bukan hanya malu dari orng sekitar yg tau jadi korban, bahkan mungkin dia bisa malu ama dirinya sendiri itu bikin depresi dan gak percaya diri. STOP yg kayak gini2," komentar akun dengan user name @elytagevy.
ADVERTISEMENT
"Ga kok, emg seharusnya jangan dibikin leluconan apalagi masih baru dan seharusnya ga semua hal bisa dijadiin bahan leluconan," tulis @Reymartinn