news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Puncak Merapi Kembali Luncurkan Awan Panas

Konten Media Partner
25 Februari 2019 12:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung merapi. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gunung merapi. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Balai Penelitian dan Penyelidikan Tehnologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta melaporkan awan panas kembali terjadi di puncak Gunung Merapi. Melalui akun twiternya BPPTKG merilis telah terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi pada pukul 11.24 WIB dengan durasi 110 detik dan jarak luncur 1100 m, dan arah ke Kali Gendol.
ADVERTISEMENT
"Awan panas tidak teramati dari CCTV karena cuaca berkabut," tulis BPPTKG lewat akun twitter resminya, Senin (25/2/2019).
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, juga merilis Gunung Merapi yang berada di ketinggian 2968 meter di atas permukaan laut (mdpl) sebenarnya sedikit landai pada Senin (25/2/2019) dinihari. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 25 m di atas puncak kawah. Namun aktifitas kegempaan masih terjadi.
Seismografi kegempaan Gunung Merapi, Senin (25/2/2019). Foto: erl
Gempa guguran terjadi 4 kali dengan amplitudo 3-40 mm dan durasi : 23.7-75.8 detik. Gempa embusan terjadi sekali dengan amplitudo 5 mm dan durasi 20.2 detik. Gempa Low Frekuensi sebanyak 1 kali dan amplitudo 4 mm dengan durasi 15 detik. SementaranHybrid/Fase Banyak terjadi 1 kali dengan amplitudo 11 mm, S-P 0.6 detik dan urasi : 11.4 detik.
ADVERTISEMENT
BPPTKG tetap melarang kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana. Dan radius 3 km dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk.
"Berhubung sudah terjadi beberapa kali awanpanas guguran yang jarak luncurnya semakin jauh masyarakat yg tinggal di alur KalibGendol dimohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi,"imbaunya.
Di samping itu, masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi. Dan jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi akan segera di tinjau kembali. (erl/adn)