Putus Rantai Penularan COVID-19, BIN Sebar 107 Ribu Dosis Vaksin di 10 Provinsi

Konten Media Partner
23 September 2021 17:15 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vaksinasi massal untuk pelajar yang digelar Badan Intelijen Negara (BIN). Foto: istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Vaksinasi massal untuk pelajar yang digelar Badan Intelijen Negara (BIN). Foto: istimewa.
ADVERTISEMENT
Badan Intelijen Negara (BIN) memberi perhatian kepada sejumlah daerah yang cakupan vakinasinya masih rendah. Salah satu bentuk perhatian BIN adalah dengan menggelar vaksinasi massal bagi pelajar dan dan santri serta warga secara Door to Door (DtD) di 10 provinsi.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut mendapat perhatian Presiden Joko Widodo yang secara khusus meninjau vaksinasi BIN di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (23/9/2021).
Berdasarkan data yang dimiliki oleh Medical Intelligence BIN per 22 September 2021, diketahui bahwa dalam periode 2 minggu terakhir kondisi Covid-19 di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan. Namun cakupan vaksinasi di beberapa daerah masih kurang.
"Di Cilacap, untuk vaksinasi dosis pertama baru 20,19% dan dosis keduanya hanya 11,50%,"ujar Kepala BIN, Jenderal Polisi (Purn.) Budi Gunawan.
Budi Gunawan mengatakan sesuai perintah Presiden Joko Widodo, BIN melakukan percepatan vaksinasi dengan cara kembali melaksanakan kegiatan vaksinasi door to door, vaksinasi bagi pelajar SMP-SMA dan santri ponpes, serta pembagian bansos dan vitamin secara serentak di 9 provinsi lainnya.
ADVERTISEMENT
Adapun 10 provinsi yang menggelar vaksinasi BIN kali ini yaitu: Jateng, Jatim, Sumut, Riau, Lampung, Kalsel, Kaltim, Sulsel, Sulteng, dan Maluku dengan total 107.000 vaksin. Selain itu bantuan sosial (bansos) berisi sembako dan vitamin turut disebar secara door to door.
"Hal ini dilakukan agar terciptanya kekebalan komunitas atau herd immunity,"tambahnya.
Cilacap menjadi salah satu kabupaten yang mendapat perhatian karena laju vaksin di daerah tersebut rendah. Sementara penanganan Covid-19 di Kabupaten Cilacap masih belum maksimal, dimana angka kematian cukup tinggi diatas rata-rata nasional (6,32%).
Terdapat 2 lokasi vaksinasi di Cilacap yang ditinjau langsung oleh Presiden Joko Widodo, sedangkan lokasi lainnya ditinjau secara virtual. Presiden meninjau vaksinasi massal pelajar di SMA Negeri 2 Cilacap, kemudian meninjau vaksinasi door to door di Jalan Sentolo Kawat, Cilacap Selatan, Kab. Cilacap.
ADVERTISEMENT
Menurut Budi, Program vaksinasi door to door dan vaksinasi pelajar yang terus BIN lakukan bertujuan untuk memotong dua risiko besar ke depan yaitu adanya kantong-kantong daerah dengan tingkat vaksinasi rendah dan varian Covid-19 yang dapat menghindari imunitas hasil vaksinasi.
"Selain itu melalui vaksinasi kita dapat memutus mata rantai penularan, menurunkan laju kasus, dan mengurangi risiko fatal (kematian) jika terinfeksi Covid-19,” tegasnya.
Menurutnya, percepatan vaksinasi di seluruh wilayah Indonesia diharapkan dapat mengakselerasi transisi dari penanganan pandemi ke pengelolaan endemi. BIN memprediksi jika bulan September 2021 kasus Covid-19 tidak melonjak (angka kasus positif harian dikisaran 5 ribu – 7 ribu kasus per hari) dan vaksinasi nasional mencapai 1,5-2 juta per hari, maka transisi pandemi ke endemi dapat dimulai pada bulan Januari 2022.
ADVERTISEMENT
“Namun jika kasus harian kembali naik di bulan September 2021 (kisaran 15 ribu – 20 ribu per hari) dan pelaksanaan vaksin booster di bulan Februari 2022, maka transisi baru dapat dimulai pada bulan april 2022.” ucap Budi lebih lanjut.
Di Yogyakarta, BIN DIY menemukan masih banyak siswa yang belum melengkapi peralatan pribadi dalam mengikuti uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Meski sudah taat protokol kesehatan namun belum banyak yang membawa perbekalan dari rumah.
Kabinda DIY, Brigjend Pol Andry Wibowo menuturkan dirinya sudah mengunjungi beberapa sekolah yang menyelenggarakan uji coba PTM. Dan sejauh ini, ujicoba PTM sudah berjalan lancar dan sesuai yang diharapkan oleh pemerintah.
"Sebagian besar sudah melakukan ujicoba PTM. Lancar namun memang ada evaluasi,"ujar Andry usai mengunjungi SMP N 2 Wonosari dan SMA N 2 Wonosari, Kamis (23/9/2021).
ADVERTISEMENT
Dalam pantuan tersebut, pihaknya masih menemukan banyak siswa yang tidak membawa hand sanitizer dari rumah. Di samping itu siswa juga tidak membawa peralatan makan dan minum sendiri dari rumah, ataupun membawa bekal makanan ataupun minuman dari rumah.
Kendati sudah menggunakan masker, menjaga jarak, namun Andry menandaskan peralatan dan bekal makan minum dari rumah sangat penting. Karena peralatan pribadi dari rumah tersebut akan mengurangi resiko terpaparnya covid19 terhadap para siswa.
"Peralatan pribadi itu sifatnya wajib. Sehingga harus dilakukan,"tandasnya.
Oleh karenanya ia meminta kepada sekolah untuk memperingatkan siswanya agar tetap harus membawa Hand sanitizer, tetap pakai masker berjemur dan sakit tidak perlu sekolah agar tidak menular meskipun belum tentu covid19. Di samping pulang-pergi ke sekolah harus terukur jangan dibebaskan begitu saja.
ADVERTISEMENT
Menurut Andry, sebelum PTM secara de facto diberlakukan maka hal-hal kecil tersebut diupayakan untuk dipenuhi. Bahkan ia berharap agar sekolah membuat Tim Satuan Tugas (Satgas) kecil penanganan Covid19 tingkat sekolah. Karena tim ini akan memantau pelaksanaan prokes serta evaluasi pembelajaran.
"Tugas kami memantau, dan nanti kami akan membuat rekomendasi. Siapa tahu nanti akan jadi sebuah kebijakan,"tambahnya.(erl)