Ratusan Santri di Gunungkidul Diduga Keracunan Makanan saat Malam Takbiran

Konten Media Partner
14 Mei 2021 18:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas tengah mengambil sampel makanan dari pondok pesantren di Gunungkidul. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Petugas tengah mengambil sampel makanan dari pondok pesantren di Gunungkidul. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Ratusan santri putri Pondok Pesantren Al Istisom Kalurahan Banaran Kapanewonan Playen Gunungkidul terpaksa dilarikan ke sejumlah rumah sakit. Ratusan santri tersebut diduga keracunan makanan yang mereka santap saat buka puasa pada malam takbiran kemarin.
ADVERTISEMENT
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini namun peristiwa ini sempat membuat kalang kabut pihak pondok pesantren dan juga sejumlah rumah sakit. Pihak Puskesmas dan kepolisian menyayangkan peristiwa tersebut karena baru dilaporkan menjelang sholat jumat, Jumat (14/5/2021) tadi.
Kapolsek Playen, AKP Hajar Wahyudi membenarkan adanya peristiwa keracunan tersebut. Ratusan santri putri tersebut merasakan gejala keracunan pada Kamis (13/5/2021) siang. Namun peristiwa tersebut baru dilaporkan ke petugas pada hari Jumat (14/5/2021) siang menjelang jumatan.
"Mendapat laporan, kami langsung berkoordinasi dengan pihak Puskesmas Playen 1 serta Dinas Kesehatan Gunungkidul. Kami langsung ke lokasi kejadian dan ambil sampel sisa makanan untuk kita kirim ke laboratorium," tutur Hajar, Jumat (14/5/2021).
Hajar mengatakan peristiwa tersebut bermula ketika pihak pondok pesantren memesan makanan untuk santap malam takbiran. Mereka memesan makanan dari sebuah rumah makan serba ikan di Kapanewonan Ponjong yang sudah menjadi langganan dalam beberapa tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Mereka memesan 480 porsi nasi box berisi ikan nila bakar, sambel dan lalapan. Pihak pondok pesantren memesan makanan hari Senin (10/5/2021) dan diambil Rabu (12/5/2021) sore. Jumlah keseluruhan nasi box yang dipesan adalah 480 porsi masing-masing 380 porsi untuk santri dan sisanya untuk keluarga ustadz.
"Semua nasi box tersebut telah dimakan sebagai santapan buka puasa terakhir di pondok pesantren putri tersebut. Setelah makan itu tidak ada gejala apapun. Santri biasa menggelar acara takbir,"paparnya.
Namun Kamis siang usai shalat id baru para santri mulai merasakan ada gejala tidak enak pada perut mereka. Sebagian mereka merasakan kram perut, mual dan muntah sementara yang lain juga mengalami diare. Gejala yang dirasakan para santri memang berbeda-beda tergantung daya tahan santri.
ADVERTISEMENT
Para santri tersebut langsung dilarikan ke sejumlah rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Para santri terpaksa dilarikan ke sejumlah rumah sakit karena jumlah santri terlalu banyak tidak sesuai dengan kapasitas rumah sakit.
Para santri masing-masing dikirim ke PKU Muhamadiyah wonosari 5 orang santri, Rumah Sakit Nur Rohmah 18 santri, Klinik Wahyu Pratama 6 orang dan RSUD Wonosari. Namun Hajar mengatakan total ada 160 santri yang merasakan gejala keracunan.
"1 orang masuk UGD dan opname. Namun yang lain sudah diperkenankan pulang,"tambahnya.
Hajar menambahkan pihak rumah makan sudah datang menyampaikan permohonan maaf ke Pondok Pesantren. Dan mereka mengklaim tidak ada unsur kesengajaan dalam peristiwa musibah keracunan ini. Peristiwa ini mereka klaim sebagai musibah karena tidak mengalami kesengajaan.
ADVERTISEMENT
"Kami tetap selidiki kasus ini. Sampel sudah dikirim,"tandasnya.
Kepala Puskesmas Playen I, dr Yolanda menambahkan pihak Puskesmas baru mendapatkan laporan sebelum shalat Jumat. Pihaknya menyayangkan karena laporan terlambat padahal seharusnya langsung dilaporkan ke puskesmas untuk
pendataan dan sampling.
"Sampling yang terbaik adalah sampel yang segera,"tandasnya.(erl)