Rawan Tsunami, BNPB Wacanakan Pembuatan Sabuk Hijau di Indonesia

Konten Media Partner
2 Mei 2019 20:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Doni Munardo, saat melakukan penanaman ribuan pohon Cemara Udang dan Pule di sepanjang Pantai Glagah hingga Congot, Kamis (2/5/2019).
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Doni Munardo, saat melakukan penanaman ribuan pohon Cemara Udang dan Pule di sepanjang Pantai Glagah hingga Congot, Kamis (2/5/2019).
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Doni Munardo, kembali mengingatkan potensi terjadinya gempa dan tsunami di sepanjang Pantai di selatan Pulau Jawa. Oleh karena itu, BNPB berusaha keras untuk melakukan pengurangan resiko bencana tersebut.
ADVERTISEMENT
Doni mengatakan jika semua orang sudah tahu bahwa di bagian selatan Pulau Jawa itu terdapat patahan dan juga ada sesar, dan sesar ini sepanjang waktu cukup aktif. Dan terakhir pada tahun 2010 di Pangandaran terjadi gempa.
"Hampir sebagian besar bagian selatan pulau Jawa ini pernah mengalami peristiwa tsumami, ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu dan kemungkinan peristiwa-peristiwa ini akan berulang pada periode yang kita tidak tahu kapan akan terjadi," tuturnya saat melakukan penanaman ribuan pohon Cemara Udang dan Pule di sepanjang Pantai Glagah hingga Congot, Kamis (2/5/2019).
Oleh karena itu, lanjutnya, mitigasi yang terbaik untuk menghadapi tusnami adalah menanam vegetasi. Dan tanaman dipilih adalah pohon-pohon yang cocok di pinggir pantai. Pohon tersebut antara lain adalah cemara udang dan juga pohon Pule.
ADVERTISEMENT
Pohon Cemara Udang sebenarnya umurnya tak bisa mencapai 100 tahun, namun pohon Pule ini usianya bisa mencapai di atas 500 tahun. Kemudian jenis tanaman tertentu lagi seperti beringin, sukun, mahoni, ketapang, waru dan jenis lainnya.
"Sehingga khusus untuk wilayah Bandara New Yogyakarta International Airport terlindungi dari ancaman tsunami. Tentunya kalau terlindungi apabila terjadi risiko korban semakin ringan semakin kecil dan kerusakan yang ditimbulkan semakin sedikit,"tambahnya.
Penanaman pohon di tepi pantai ini merupakan awal program Sabuk Hijau di Indonesia. Ia mengungkapkan saat ini BNPB memang sedang menyusun sebuah konsep mengingat bagian pantai sebelah barat Sumatera dan bagian selatan Pulau Jawa serta sebagian besar wilayah Timur Indonesia. Daerah-adalah daerah yang memiliki banyak patahan dan berpotensi terjadi tsunami pada periode-periode yang akan datang.
ADVERTISEMENT
Untuk tahap awal seperti di Kulonprogo ini, BNPB menyumbang 2.000 pohon masing-masing 1.000 jenis tanaman cemara udang dan 1.000 lagi jenis tanaman pule dengan ukuran yang siap tanam. Jika dirawat dengan baik maka di atas 90 persen bisa hidup.
Menurutnya, penanaman pohon tersebut merupakan salah satu upaya untuk mengurangi dampak bencana tsunami. Berdasarkan penelitian para ahli, penanaman vegetasi yang tepat akan mengurangi kekuatan tsunami hingga 80 persen.
"Banyak pengalaman terkait tsunami. Di selat Sunda misalnya, ada wilayah yang di pinggir pantainya terdapat banyak vegetasi dan terbukti kerusakannya tidak begitu banyak. Sementara wilayah yang tidak ada vegetasi di tepi pantai, dan kerusakan serta korbannya cukup banyak,"tambahnya.
Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengatakan setidaknya ada 10 desa di 4 kecamatan wilayah Kulonprogo yang memiliki pantai. Karakteristik pantai selatan Jawa yang memiliki gelombang cukup dinamis memang harus disikapi dengan kebijakan yang memikirkan mitigasi bencana.
ADVERTISEMENT
"Seperti YIA, infrastruktur ini menjadi tanggung jawab bersama yang harus dilindungi dari bencana apapun,"tegasnya. (erl/adn)