Remaja Gunungkidul yang Positif COVID-19 Baru Lulus Pendidikan Polisi

Konten Media Partner
6 April 2020 15:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Remaja berumur 18 tahun asal Gunungkidul yang dinyatakan positif COVID-19 pada Minggu (5/4/2020) diketahui adalah anggota polisi. Yang bersangkutan adalah anggota polisi muda yang baru saja lulus dari pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Selopamioro Bantul.
ADVERTISEMENT
"Beliau itu baru saja diterima. Penempatan belum fix, dan karena corona maka ditempatkan sementara di Brimob Baciro," tutur juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanganan COVID 19 Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irianti, Senin (6/4/2020) melalui nomor pribadinya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, ini lantas menceritakan kronologi atau riwayat dari pasien positif yang terbaru tersebut.
Tanggal 2 Maret 2020 yang lalu remaja ini dinyatakan lulus dan dilantik di SPN Selopamioro. Pihaknya baru mendapat informasi positif dari Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 DIY tanggal 5 April 2020 kemarin, namun sebenarnya surat hasil terbit tanggal 4 April 2020.
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanganan COVID 19 Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irianti, saat video call dengn wartawan, Senin (6/4/2020). Foto: erfanto
Pihaknya langsung melakukan penelusuran dari Tim Puskesmas Playen I bersama dokter dari Polda DIY ke rumah yang bersangkutan. Hasil penelusuran, pasien ini sudah berada di rumah lalu dilakukan wawancara baik dengan yang bersangkutan maupun keluarganya sehingga didapat riwayat yang bersangkutan.
ADVERTISEMENT
Dewi menyebutkan, tanggal 2 Maret 2020, remaja ini dilantik di SPN Selopamioro Bantul. Kemudian sore harinya yang bersangkutan bertolak ke Jakarta karena mengantar saudaranya dengan kendaraan pribadi. Karena di perjalanan menggunakan mobil pribadi, maka untuk makan pasti berhenti di suatu tempat.
Remaja tersebut tidak sampai tinggal lama di Jakarta karena ketika sampai dirinya langsung bertolak ke Gunungkidul. Yang bersangkutan sudah kembali ke Gunungkidul tanggal 4 Maret 2020. Di tanggal 4 Maret itu pula, remaja ini turun ke Kota Jogja untuk mengambil seragam dan kaus di wilayah Janti.
"Sepulang dari Jakarta dia ketemu satu dua temannya di Wonosari," ungkapnya.
Kemudian baru tanggal 8 Maret 2020 malam, yang bersangkutan merasakan demam serta nyeri persendian. Namun remaja ini tidak langsung berobat karena keesokan harinya kembali ke SPN Selopamioro untuk mengikuti kegiatan di sana.
ADVERTISEMENT
Malam harinya memeriksakan diri ke RS Panti Rahayu dan di IGD dilakukan tes. Kemudian tanggal 10 Maret 2020 yang bersangkutan masih di rumah dan tanggal 11 Maret 2020 diperiksa di RS Panti Rahayu. Tanggal 12 Maret 2020 ada kegiatan rutinitas olah raga sampai GOR atau stadion Handayani.
"19 maret 2020 dimulai tes kesehatan di Brimob Baciro. Sehingga tanggal 19 sampai tanggal 24 di Brimob Baciro," paparnya.
Tanggal 24 Maret 2020, timbul gejala agak berat yaitu sesak napas namun tanggal 25 Maret meskipun masih merasakan hal yang sama namun keluhan tersebut diabaikan. Baru tanggal 26 Maret 2020 diperiksakan ke poliklinik yang kemudian dibawa ke RS Bhayangkara untuk menjalani isolasi.
Yang bersangkutan terpaksa diisolasi karena statusnya Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Tanggal 31 Maret 2020 sempat dilakukan rapid test dan hasilnya negatif. Karena negatif dan kondisinya membaik maka sudah diperkenankan untuk pulang ke Gunungkidul.
ADVERTISEMENT
"Tetapi saat itu hasil swab belum ada. Hasil laboratorium swab baru keluar tanggal 4 April 2020," ungkapnya.
Dan tanggal 6 April 2020 ini, pihaknya sudah melakukan kontak dengan yang bersangkutan untuk mengedukasi apakah bersedia atau dirawat di rumah sakit agar tidak menimbulkan risiko. Sore ini kemungkinan yang bersangkutan akan dijemput dan dirawat di RS Panti Rahayu.
Pihaknya juga melakukan pemeriksaan kontak yang ada di rumah pasien tersebut. Dan sudah ada 7 orang yang dilakukan contact crossing di mana semuanya tidak ada keluhan. Test rapid pun sudah dilakukan kepada 4 orang masing-masing ayah, ibu, adik dan Asisten Rumah Tangga (ART), dan hasilnya negatif semua.
"3 orang akan kita telusuri. Namun yang satu yaitu si mbahnya ada di Jakarta," kata Dewi.
ADVERTISEMENT
--------------------------------
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!