Respon Pemerintah Soal Isu Dugaan Intimidasi Sebelum Nisan Salib Dipotong

Konten Media Partner
20 Desember 2018 16:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kasus pemotongan nisan salib di pemakaman umum Jambon RT 53 RW 13 kampung Purbayan Kotagede Yogykarta membuka sejumlah temuan baru. Dari penyelidikan Komisi Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan (KKPKC) Kevikepan Yogyakarta, sebelum kasus pemotongan salib makam almarhum Albertus Slamet Sugiardi terjadi, sudah ada dua peristiwa kekerasan lain yang dialami  keluarga almarhum dua tahun sebelumnya. Kevikepan dalam siaran persnya pada Rabu (19/12/2018) menyebut kekerasan yang terjadi bahkan telah sampai pada bentuk kekerasan fisik. Namun, tak dirinci lebih jauh soal aksi kekerasan itu seperti apa. Menanggapi hal itu, Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti menyatakan pihaknya sejauh ini belum pernah mendengar adanya kasus kekerasan atau intimidasi tersebut di Kotagede. “Kita bicara dengan kondisi sekarang, bahwa dua tahun lalu katanya ada intimidasi, saya rasa di wilayah saya tidak pernah mendengar (isu kekerasan) itu,” ujar Haryadi, Kamis (20/12/2018). Haryadi pun menuturkan, terkait isu adanya aksi intimidasi dan kekerasan yang terjadi dua tahun silam, pihaknya berharap tak disangkutpautkan dengan kasus pemotongan nisan kali ini. “Agar persoalan ini tak justru makin membesar, “ ujar Haryadi. Adapun tokoh masyarakat Purbayan Kotagede Bedjo Mulyono dan juga Ketua RW 13 Purbayan Kotagede Slamet Riyadi membantah dan mengaku tak tahu menahu pernah terjadi kasus kekerasan dua tahun silam yang dialami keluarga almarhum Slamet Sugihardi.  “Tidak ada (kekerasan dan intimidasi) itu,” ujarnya. Sedangkan Ketua RW 13 Slamet Riyadi mengatakan tidak pernah mendengar adanya kasus kekerasan itu.    “Saya tidak tahu pernah ada kasus itu,” ujarnya. (atx)
ADVERTISEMENT