Pondok Pesantren Yogyakarta: Negara tak Boleh Kalah Lawan Teroris

Konten Media Partner
10 Mei 2018 14:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penggeledahan napi teroris di Mako Brimob. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Penggeledahan napi teroris di Mako Brimob. (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Pondok pesantren (Ponpes) Sunan Kalijaga Gesikan Yogyakarta menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kinerja kepolisian RI dan aparat terkait yang secara cepat, terukur, dan tetap menjaga hak-hak asasi manusia dalam penanggulangan rusuh, teror yang dilakukan oleh napi teroris di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Kamis (10/5).
ADVERTISEMENT
"Kinerja Polri tersebut telah menunjukkan kalau negara tidak kalah atas kejahatan teroris, cepat menguasai keadaan dan memberikan rasa aman bagi masyarakat," ujar Beny Susanto, Pengasuh Ponpes Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Kamis (10/5)
Beny pun mendoakan lima korban polisi yang meninggal akibat kebiadaban napi teroris semua dalam keadaan husnul khotimah dan menjadi syuhada, bunga bangsa.
"Napi teroris yang meninggal menurut kami bukanlah mati syahid, karena melakukan kejahatan terorisme dan membunuh," ujarnya.
Beny menuturkan sudah sepatutnya bangsa dan negara ini berterima kasih atas kinerja Polri, aparat keamanan dalam keistiqomahan dan konsistensinya menanggulangi terorisme. Insiden di Mako Brimob semakin menunjukkan betapa terorisme bukanlah sekadar kejahatan biasa, melainkan luar biasa (exstra ordinary crime) yang penanganannya tidak biasa, tidak hanya cukup oleh aparatur keamanan seperti Polri, tetapi seluruh elemen bangsa dan negara secara sinergis.
ADVERTISEMENT
"Di dalam rumah tahanan saja napiter bisa melakukan kejahatan yang demikian biadab, apalagi di luar tahanan," ujarnya.
Beny mendesak segera ada proses hukum terhadap oknum napi teroris yang membunuh polisi secara sadis dan biadab itu. "Proses hukum harus ditegakkan dengan profesional, transparan, demi keadilan dan kepastian hukum," ujarnya.
Ponpes Sunan Kalijaga pun mengajak seluruh komponen bangsa dan negara, dengan kapasitas dan potensi masing untuk bersama-sama memberantas terorisme. "Tidak boleh ada lagi kata ragu, ataupun malah mendiamkan bahkan mendukung kejahatan terorisme yang masih eksis di tanah air dan di banyak negara," ujarnga.
Kepada para keluarga korban, Beny menyatakan pondok pesantrennya menyampaikan rasa bela sungkawa yang mendalam.
"Insiden ini bukanlah hanya duka keluarga Polri, tetapi juga duka bangsa dan negara Indonesia yang meninggal pada saat menjalankan tugas, melawan terorisme, penjahat kemanusiaan, peradaban bangsa dan negara,"ujarnya.
ADVERTISEMENT
Juru bicara Jogja Police Watch Baharuddin Kamba menyatakan terkait kasus kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, itu pihaknya mendorong manajemen sistem pengamanan segera dibenahi Polri. "Mengapa rusuh tersebut bisa terjadi, masyarakat selama ini menilai Mako Brimob penjagaannya yang super ketat," ujarnya.
Kamba juga menuturkan perlu evaluasi kapasitas tahanan. Sebagai wujud duka cita dan keprihatinan yang mendalam atas peristiwa kerusuhan di Mako Brimob, Jogja Police Watch akan menggelar aksi tabur bunga dan doa bersama masyarakat pada Kamis, 10 Mei 2018, pukul 18.30 WIB bertempat di Tugu Yogyakarta. (atx)