Sekda DIY Angkat Bicara soal Sindiran Warga Kulon Progo ke Jokowi

Konten Media Partner
29 Juli 2019 17:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Gatot Saptadi. Foto: Dok. Tugu Jogja.
zoom-in-whitePerbesar
Sekda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Gatot Saptadi. Foto: Dok. Tugu Jogja.
ADVERTISEMENT
Sekda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Gatot Saptadi, menanggapi sindiran sejumlah elemen masyarakat terkait pernyataan Presiden RI, Joko Widodo di Twitter dan dalam pertemuannya bersama BMKG yang dianggap inkonsistensi dalam pembangunan bandara baru di Kulon Progo.
ADVERTISEMENT
Gatot mengungkapkan jika potensi tsunami itu ada dimana-mana. Ia-pun meminta kepada aktivis untuk jangan membenturkan potensi tsunami dengan aktivitas ekonomi, layanan publik (bandara). Ia justru kembali bertanya jika di sepanjang pantai selatan DIY daerah rawan bencana, sehingga apakah boleh ditinggali
"Di selatan juga ada potensi bencana. Kalau dituruti, Bantul itu daerah bencana gempa, masak tidak boleh ditempati. Jadi jangan dibenturkan seperti itu," papar Gatot di Kantor Gubernur DIY, Senin (29/7/2019).
Pemerintah sendiri sudah menyadari persoalan potensi bencana tersebut. Sehingga terkait dengan konsep penanganan bencana yang ada di wilayah ini sebenarnya bukan menghindari potensi terjadinya gempa atau tsunami atau bencana yang lain.
"Namun bagaimana menerapkan saranan untuk mitigasi bencana, salah satunya penyelamatan manusia,"tuturnya
ADVERTISEMENT
"Toh pembangunan Yogyakarta International Airport (YIA) sudah melalui berbagai kajian dari sejumlah pakar,"ujarnya.
Dengan pertimbangan berbagai hal termasuk pendapat para ahli serta catatan sejarah tentu saja Presiden Jokowi juga tidak akan sembarangan memberikan ijin untuk pembangunan bandara di Temon, Kulon Progo tersebut. Sehingga Temon dipilih menjadi lokasi pembangunan bandara.
"Pemerintah menyampaikan informasi itu supaya masyarakat tahu potensi bencana sehingga masyarakat siap setiap saat ketika ada bencana. Sehingga tidak banyak korban yang jatuh,"tegasnya
Skenario penanganan bencana sudah berubah melihat besarnya potensi. Di mana konsep mitigasi bila terjadi bencana di bandara yang jelas prioritasnya adalah penyelamatan manusia. Dan tahap berikutya adalah penyelamatan sarana dan prasarana serta lainnya.(erl/adn)