Selera Kuliner Dinamis, Pelatihan Kuliner Perlu Berorientasi pada Pasar

Konten Media Partner
18 Februari 2020 18:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Head Regional Corporat Affairs Gojek Jateng DIY, Arum K. Prasodjo (kiri) saat memberikan kenang-kenangan pada Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi, di acara Cerdik Berwirausaha bareng Gojek Swadaya, Selasa (18/2/2020). Foto: Sandra.
zoom-in-whitePerbesar
Head Regional Corporat Affairs Gojek Jateng DIY, Arum K. Prasodjo (kiri) saat memberikan kenang-kenangan pada Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi, di acara Cerdik Berwirausaha bareng Gojek Swadaya, Selasa (18/2/2020). Foto: Sandra.
ADVERTISEMENT
Yogyakarta sebagai kota dengan berbagai destinasi wisata yang ada tidak dapat terlepas dengan ragam kuliner yang dimiliki. Sehingga, bidang kuliner tentu menjadi peluang tersendiri bagi mereka yang hendak berwirausaha. Belum lagi masyarakat memerlukan makan setiap harinya.
ADVERTISEMENT
Berbagai pelatihan kuliner digelar oleh sejumlah pihak untuk memperkaya pengetahuan serta keterampilan di bidang kuliner. Namun, selera kuliner masyarakat bersifat dinamis dan mengalami perubahan dalam tiap periode tertentu. Alhasil, materi pelatihan kuliner juga perlu menyesuaikan dengan pasar yang ada sekarang ini.
“Mestinya yang dilatih adalah kuliner yang diminati masyarakat. Gimana sih tren masyarakat terhadap kuliner kebutuhannya,” ujar Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi, saat memberikan sambutan di acara Cerdik Berwirausaha bareng Gojek Swadaya, Selasa (18/2/2020).
Lebih lanjut, pelatihan kuliner diharapkan mampu membuat peserta tidak hanya sekadar mengerti cara memasak suatu menu, tetapi mendapatkan keuntungan dari makanan tersebut.
“Harapannya ya market oriented,” katanya.
Salah satu halangan atau tantangan yang masih dialami oleh para pelaku usaha kuliner sekarang ini adalah soal kualitas produk dan kontinyuitas usaha. Ketika seorang pelaku usaha mendapatkan pesanan yang banyak, kerap kali kualitas dikesampingkan.
ADVERTISEMENT
Padahal, kualitas inilah yang menjadi kunci kepercayaan konsumen pada usaha kuliner tersebut. Siwi mengungkapkan bahwa berusaha kuliner di Yogyakarta masih memiliki peluang yang baik.
“Di Jogja ini kuliner masih sangat menjanjikan, masih terus berkembang, inovasi dan kreasi kuliner terus ada,” kata Siwi.
Sebelumnya, Gojek melalui Gojek Swadaya memberikan pelatihan memasak pada para istri dari mitra gojek baik driver gocar maupun goride. Tak sekadar memberikan pelatihan memasak, Gojek juga mendampingi para istri mitra untuk bisa merintis usaha yang kelak didaftarkan ke Gofood.
“Istri mitra diberdayakan ahar bsa masuk ke ekosistm Gojek, tepatnya di Gofood. Ini merupakan rangkaian program Gojek Swadaya. Kami mendorong para istri mitra untuk jadi bagian dari UKM di Jogja khususnya UKM kuliner,” kata Head Regional Corporat Affairs Gojek Jateng DIY, Arum K. Prasodjo.
ADVERTISEMENT
Pelatihan kuliner ini dipimpin langsung oleh Anton Yanuar, Ketua Indonesian Chef Association (ICA) D.I. Yogyakarta. Program ini diikuti oleh 150 istri mitra Gojek dengan memasak menu salad buah dan chicken drum stick.
Salah seorang peserta pelatihan kuliner, Kriswati, mengaku senang mendapatkan pelatihan kuliner melalui Gojek. Pasalnya, ia bisa membantu sang suami yang merupakan driver Goride untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
“Saya mengikuti pelatihan ini karena saya dan suami baru beberapa hari membuka warung kopi dan penyetan. Ditambah dengan pelatihan masak hari ini yang sangat membantu saya mengembangkan beragam menu di warung. Saya ingin bantu suami menambah penghasilan untuk keluarga,” kata Kriswati