Warga Gunungkidul Berjaga 24 Jam Antisipasi Kera Masuk Lahan Pertanian

Konten Media Partner
18 Mei 2018 14:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi serangan monyet (Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi serangan monyet (Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya)
ADVERTISEMENT
Serangan kera ekor panjang ke lahan pertanian warga di Kecamatan Tepus, Gunungkidul, Yogyakarta, terus terjadi. Berbagai upaya telah dilakukan oleh masyarakat setempat untuk mengurangi serangan kera ekor panjang ke lahan pertanian mereka.
ADVERTISEMENT
Usaha itu mulai pemasangan jaring hingga jaga secara bergiliran di ladang atau sawah mereka siang dan malam. Warga yang terlanjur frustasi bahkan memilih sengaja mengosongkan lahan mereka daripada ditanami namun dirusak oleh kera.
Kepala Dukuh Walangan, Desa Tepus, Surismanto mengatakan, serangan kera ekor panjang tidak hanya menyasar ke tanaman buah dan palawija, tetapi juga ke tanaman padi. Warga sebenarnya terpaksa menanam padi meskipun musim kemarau, dengan harapan agar tanaman mereka tidak dirusak oleh kera-kera tersebut.
Namun kenyataannya, tanaman padi yang mereka budidayakan juga dirusak oleh sekelompok kera ekor panjang tersebut. Warga sudah berusaha memasangi jaring mengelilingi sawah-sawah mereka, tetapi cara tersebut tidak mempan mengurangi serangan kera ekor panjang.
Kini untuk menjaga tanaman padi mereka, warga harus berlakukan sistem keamanan lingkungan atau siskamling.
ADVERTISEMENT
"Warga bergiliran siskamling. Sepanjang hari, baik pagi, sore, siang, ataupun malam. Kalau tidak dijaga, tanaman akan ludes dalam sekejap," kata Surismanto, Jumat (18/5).
Ia menyebutkan, kera ekor panjang biasanya datang secara gerombolan dan bergelombang. Jika tanaman tidak dijaga, maka tanamannya akan habis dalam hitungan menit, sehingga membuat petani merugi.
Kegiatan menjaga lagan sepanjang hari itu praktis membuat petani harus meninggalkan pekerjaan mereka yang lain. Dalam satu kali giliran berjaga, terdapat tiga sampai empat orang yang bertugas.
Dengan jumlah petugas siskamling sebanyak itu memungkinkan petani tidak kewalahan mengusir kera-kera ekor panjang itu.
"Kalau kemarau seperti ini, tidak hanya buahnya yang dimakan. Bahkan hingga batang kayu juga dimakan. Kami khawatir, karena kini sudah mulai masuk ke pemukiman. Belum lama ini sudah makan ayam dan merusak dapur warga," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Warga berharap ada tindakan dari pemerintah terkait dengan serangan kera ekor panjang tersebut. Sebab, sebenarnya serangan kera ekor panjang ini tidak hanya terjadi tahun ini, melainkan sudah berlangsung cukup lama. (erl)