Sistem Urun Dana Sebagai Alternatif Financial Technology untuk UMKM

Konten Media Partner
7 Desember 2019 18:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Galeri UMKM yang ada di Yogyakarta International Airport (YIA), Sabtu (7/12/2019). Foto: adn
zoom-in-whitePerbesar
Galeri UMKM yang ada di Yogyakarta International Airport (YIA), Sabtu (7/12/2019). Foto: adn
ADVERTISEMENT
Tren bisnis UMKM mulai meningkat, terutama di Yogyakarta. Namun masih banyak orang yang masih bingung karena tidak hanya memikirkan produksinya saja, tetapi juga dari sisi pembiayaannya.
ADVERTISEMENT
"Kalau OJK sesuai dengan tugas kami di bidang pembiayaan. Sementara di UMKM tidak hanya pembiayaan saja, tetapi juga ada bidang produksi dan marketing," kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) D.I. Yogyakarta, Untung Nugroho, Sabtu (7/12/2019).
Untung menjelaskan bagaimana UMKM di Yogyakarta bisa tumbuh, tidak seperti dulu yang skalanya kecil tetap kecil.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY, Untung Nugroho, saat memegang produk UMKM yang ada di Yogyakarta International Airport (YIA), Sabtu (7/12/2019). Foto: adn.
"Kalau kita lihat UMKM yang dari dulu ada yang laris jualan di pinggir jalan, tapi sampai sekarang masih sama seperti dulu. Biasanya karena masalah pembiayaan sehingga dia tidak bisa menambah modal," ujarnya.
Menurut Untung, di era teknologi yang semakin maju banyak sekali alternatif era financial technology. Seperti pinjaman berbasis online yang disebut peer-to-peer landing.
"Namun pinjaman berbasis online atau pinjol belakangan ini banyak dikeluhkan oleh masyarakat karena namanya pinjaman, begitu jatuh tempo tidak bisa membayar 'kan langsung ditagih yang kalau menagih itu dengan nada memaksa, sehingga kalau itu digunakan sebagai solusi UMKM rasanya tidak pas," kata Untung.
ADVERTISEMENT
Karena itulah pihaknya masih memikirkan financial technology tetapi dengan model bisnis yang berbeda.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY, Untung Nugroho, dan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM D.I. Yogyakarta, Srie Nurkyatsiwi, saat memegang produk UMKM yang ada di Yogyakarta International Airport (YIA), Sabtu (7/12/2019). Foto: adn
"Saat ini saya sedang mencari cara untuk mengimplementasikan financial technology bagi UMKM. Salah satunya dengan sistem urun dana tapi lewat financial technology. Intinya patungan tapi dengan cara financial technology," ujarnya
Biasanya di Yogyakarta, sistem urun dana atau urunan digunakan saat membeli sesuatu dengan cara mengumpulkan banyak uang atau jika ingin membuat modal bisa dilakukan dengan urun dana.
"Karena kalau urunan itu kita niat awalnya kan membantu. Misalnya ada UMKM yang sudah mulai tumbuh ingin butuh tambahan modal asalkan tidak berhutang, tapi cari pakar usaha untuk cari teman yang mengerti tentang cara menambah modal atau disebutnya investor. Namun investor di perjanjian awal akan dapat dividen, bukan bunga. Kalau usahanya menguntungkan dapat dividen, tapi kalau usahanya merugi akan tidak dapat dividen. Sebenarnya cara ini lebih humanis tetapi investor harus mengetahui semua risiko itu," ujarnya.
ADVERTISEMENT