Soal Merapi, Sultan : Masyarakat Harus Ikhlas Menerima Kondisi yang Ada

Konten Media Partner
17 Desember 2018 18:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X mengungkapkan Gunung Merapi itu merupakan Gunung teraktif di dunia. Demikian ia meminta kepada masyarakat terutama masyarakat DIY untuk ikhlas menerima kondisi yang ada. Yang penting menurut Sultan, dengan aktivitas Merapi seperti sekarang ini maka masyarakat harus bersikap bagaimana untuk mewaspadai dan menyikapinya.
ADVERTISEMENT
Jika ada warga masyarakat yang takut dan khawatir dengan kondisi Merapi saat ini, maka ia menyarankan agar keluar dari Yogyakarta. Oleh karena itu, ia meminta kepada masyarakat agar jangan menyikapi aktivitas Merapi sebagai sesuatu yang sangat membahayakan sehingga masyarakat itu ada rasa was-was dan panik.
"Jangan panik, Merapi itu sudah rutin sudah empat tahun sekali memiliki aktivitas seperti itu karena Merapi itu Gunung teraktif di dunia. Jadi sangat aktif," tuturnya.
Sultan menghimbau kepada masyarakat untuk proporsional saja dalam menyikapi dinamika yang terjadi pada Gunung Merapi. Bagaimana masyarakat tersebut mewaspadai, mengantisipasi kalau terjadi letusan-letusan. Apalagi karena letusan Merapi itu hanya mengalir ke bawah itu menjadikan masyarakat di lereng Merapi harus bersikap untuk mewaspadai ataupun menyikapinya.
ADVERTISEMENT
Menurut Sultan, sebenarnya masyarakat lereng Merapi sudah siap menghadapi kondisi terburuk dari aktivitas Gunung Merapi. Hal tersebut terlihat dari aktivitas masyarakat seputaran lereng Merapi yang tidak memasukkan barang-barang mereka ke dalam almari, namun sudah mengemasinya dalam sebuah wadah yang gampang untuk dibawa kemanapun.
"Jadi ketika Merapi meletus, masyarakat sudah siap langsung mengungsi termasuk membawa barang-barangnya," ujarnya.
Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Tehnologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida mengakui saat ini kondisi Gunung Merapi memang tengah aktif dengan terjadinya beberapa kali guguran lava pijar. Guguran lava pijar tersebut dimungkinkan akan terus terjadi seiring dengan pertumbuhan kubah lava di puncak Merapi.
"Kubah lava terbentuk karena desakan magma dari dalam kawah. Namun kendati ada pertumbuhan kubah lava, namun pertumbuhan tersebut masih di bawah pertumbuhan kubah lava tahun 2006 yang lalu,"terang Hanik. (erl/fra)
ADVERTISEMENT