Sosok 'Dewa Penolong' Korban Pinjol di Gunungkidul, Tak Jadi Rugi Malah Untung

Ilustrasi uang. Foto: Pixabay

Korban pinjaman online (pinjol) sudah banyak yang berjatuhan. Bahkan di Gunungkidul sempat ada yang bunuh diri usai terjerat pinjol. Bahkan di Gunungkidul sempat ada yang bunuh diri usai terjerat pinjol.

Oleh karena itu, pinjol memang dinilai meresahkan karena sudah banyak yang menjadi korban. Teror membabibuta sering dilakukan kepada korban pinjol. Namun tak jarang yang juga kepada keluarga hingga kolega korban pinjol.

Jika tidak ditolong maka gelap mata akan menimpa korban pinjol. Bahkan yang paling bahaya adalah korban pinjol bunuh diri karena tak kuat dengan teror DC. Pikiran yang sempit membuat korban pinjol merasa tak memiliki jalan keluar.

Hal itulah yang membuat prihatin Eric (sebut saja demikian) warga salah satu Kalurahan di Kapanewon Wonosari Gunungkidul. Dia kini justru menjadi salah satu 'pahlawan' alias 'dewa penolong' bagi korban-korban pinjol.

Dalam kurun 1,5 tahun ini, bapak satu anak ini telah menolong puluhan bahkan ratusan orang korban pinjol. Jumlahnya semakin meningkat di era pandemi COVID-19 karena semakin banyak yang terpuruk dan terjerat pinjol.

"Yang lapor dan menghubungi saya itu semakin banyak," ujar dia, Jumat (15/10/2021).

Lelaki yang sehari-harinya yang ternyata merupakan pedagang di salah satu pasar di Gunungkidul ini mengaku sangat prihatin dengan banyaknya korban pinjol yang berjatuhan.

Para korban terjerat bunga yang tinggi dan tertipu dengan rayuan aplikasi pinjol lain yang legal ataupun ilegal. Keprihatinannya bertambah ketika sekarang itu banyak pinjol yang legal namun ilegal.

"Bunganya nangudubilah meski ada aturan OJK," ujar dia.

Belajar dari pengalamannya menyiasati kejaran debt collector (DC) Pinjol, ia kini memutuskan untuk menolong para korban pinjol yang benar-benar kepepet. Ia akan membantu agar korban terbebas jeratan Pinjol.

Bahkan tak sedikit yang justru untung karena uang yang didapat melebihi kewajiban yang harus ditanggung. Korban pinjol yang telah ia tolong tak hanya dari Gunungkidul bahkan sudah hingga kota Yogyakarta.

"Namun tak sedikit yang berasal dari luar pulau Jawa. Dari Riau, Jambi sudah banyak," paparnya.

Keprihatinan tersebut timbul ketika melihat ada saudaranya yang menjadi korban pinjol hingga seluruh harta bendanya ludes hanya untuk melunasi pinjol. Apalagi ada warga Gunungkidul yang akhirnya gantung diri karena kejaran pinjol.

Erik mengaku sudah satu setengah tahun ini ini membantu para korban pinjol terbebas dari kejaran dan jeratan rentenir online ini. Banyak sudah yang dia bantu itu bahkan ada yang sampai terjerat 15 pinjol dengan nominal mencapai puluhan juta rupiah.

"Saya senang membantu seperti itu, syukur-syukur dapat cuan," kata dia.

Lelaki ini mengaku memang sering mendapat cuan dari upayanya menolong korban pinjol. Karena dengan trik khusus, korban pinjol justru mendapat uang jauh lebih besar dari nilai tanggungan di Pinjol. Syaratnya satu, selalu mengikuti apa yang ia sarankan.

Karena katanya menjadi penolong para korban pinjol tersebut sudah berlangsung selama satu setengah tahun ini. Satu setengah tahun yang lalu dirinya memang terpaksa harus meminjam di pinjol karena selama 10 bulan.

"Di masa awal pandemik saya sama sekali tidak mendapatkan pemasukan," terangnya.

Masih ingat betul kala itu, dirinya hanya memiliki uang sisa Rp 20.000. Dirinya nekat pergi ke rumah temannya yang berada di kota Yogyakarta untuk dibantu mendapatkan pinjaman online.

Kala itu dirinya mendapat pinjaman sebesar Rp 1.700.000. Uang sebesar Rp 700 ribu untuk temannya yang telah membantunya dan Rp.1 juta untuk dirinya. Dirinya diberi trik bagaimana menghadapi kejaran DC.

"Waktu itu saya nekat tidak mengembalikan pinjaman itu," kata dia.

Trik-trik dari temannya inilah yang ia gunakan untuk menyiasati kejaran DC dan membantu para korban pinjol. Selain memang ada trik untuk menyeting HP yang digunakan ketika akan mengajukan pinjaman online tersebut.

"Kalau orang lain mungkin punya anggapan karena Pinjol maka hancur hidupnya kalau saya dengan pinjol maka saya hidup," kata dia.

Salah satu upaya yang ia lakukan sebenarnya hanyalah menguatkan mental dari korban pinjol tersebut agar berani menghadapi DC yang mengejarnya. Teror teror dari DC memang terkadang sudah tidak masuk akal lagi sehingga harus disiasati.

"Itu cuma permainan mental saja. Asal berani, pasti tidak dikejar lagi," ujar dia.

Salah satu trik yang digunakan ketika DC pinjol mulai menebar ancaman ingin menyebar data pribadi jika tidak membayar angsuran maka yang harus dihadapi adalah tantang DC tersebut untuk mengambil uang cicilan ke rumah. Maka tidak mungkin DC terutama aplikasi pinjol ilegal yang datang ke rumah untuk menagih.

Menurutnya teror dari DC pinjol tersebut sebaiknya dikesampingkan dan jika perlu tidak ditanggapi. Namun ketika ada waktu maka ia sarankan untuk menanggapi dan memulai mempermainkan DC-DC tersebut. Dan yang ada nanti teror tersebut pasti akan dihentikan.

"DC itu berkelompok. 1 kelompok biasanya 4 orang dan mereka ditarget Rp 100 juta perbulan. Maka wajar kalau berbagai cara digunakan agar peminjam bersedia membayar," tandas dia.

Eric menambahkan melawan DC sebenarnya hanyalah perang psikis. Sehingga ia meminta kepada para nasabah Pinjol terutama Pinjol Ilegal untuk meningkatkan mentalnya. Ketika mental sudah kuat maka yang segera hadapi dan siasati ulah DC.

"Kalau mengancam akan menyebarkan data, biarkan saja. Biarkan saja, nanti sebelum jatuh tempo bilang saja ke kontak yang ada di nomor handphone kalau data kita disalahgunakan. Selesai, begitu saja tidak perlu panik,"tambahnya.

Soal BI Cheking, maka ia menyarankan agar ketika mengajukan pinjaman online maka jangan ke perusahaan Pinjol Ilegal. Ancaman masuk daftar hitam BI Cheking tidak akan terbukti. Karena sejatinya pinjol legalpun belum tentu terintegrasi ke BI checking.