Start Up Pariwisata Ajak Kaum Muda Kampanyekan Krisis Iklim Lewat Produk Fashion

Konten Media Partner
30 Oktober 2022 18:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Produk kolaborasi Travelxism dan Babad yang kampanyekan krisis alam. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Produk kolaborasi Travelxism dan Babad yang kampanyekan krisis alam. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Krisis iklim merupakan istilah yang gambarkan perubahan iklim di bumi. Saat ini sudah ada berbagai contoh krisis iklim yang terjadi di berbagai daerah mulai dari kekeringan, banjir, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Tak sedikit pihak yang menyoroti hal tersebut dan mengajak masyarakat untuk lebih aware dengan hal tersebut. Salah satu start up pariwisata di Indonesia, Travelxism mengajak masyarakat untuk ambil bagian dalam menjaga lingkungan lewat kampanye SemakinPeka. Ajakan itu diterapkan di berbagai produk fashion yang dishasilkan dengan berkolaborasi bersama beberapa artisan.
"Penamaan produk #SemakinPeka berangkat dari nilai-nilai keberlanjutan yang ingin kami suarakan, seperti Andaru Scarf yang menggambarkan kebahagiaan, Mandaya Bucket Hat yang menggambarkan nilai pemberdayaan, dan Reksa Tote bag yang melambangkan penjagaan," ujar Project Leader #SemakinPeka, Florence Warikar, dalam keterangan yang diterima, Minggu (30/10/2022).
Adapun produk yang dihasilkan seperti bucket hat, tote bag, dan scarf. Pihaknya menggandeng 4 kolaborator untuk menghasilkan produk-produk ini.
ADVERTISEMENT
Menerapkan konsep berkelanjutan dari aspek lingkungan, bahan dasar produk yang digunakan menggunakan serat kain dari tanaman rami dan pewarna kain dari daun indigofera.
Seorang pembeli tengah membeli produk #SemakinPeka. Foto: istimewa
Omah Budoyo, menjadi tempat untuk menyuarakan kampanye ini. Melalui keselarasan tersebut, diharap mampu secara efektif mengajak generasi muda supaya untuk turut menangani krisis iklim dengan mengkampanyekan dan menggunakan produk-produk yang berkelanjutan.
"Nilai yang diangkat menarik banget, ke depannya mungkin bisa jadi gerakan yang diikuti banyak orang," ujar salah seorang pengunjung, Erika.