Tak Ada Calon Peminjam dari Yogyakarta yang Lolos Verifikasi dari Fintech Akseleran

Konten Media Partner
6 Desember 2018 14:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Platform pembiayaan Pear to Pear (P2P) Lending atau Financial Technology (Fintech) dengan nominal besar di Yogyakarta ternyata belum banyak diminati oleh masyarakat DIY. Sebab, sebagian besar peminat P2P Lending yang ada di DIY hanya mengajukan kredit dengan nominal yang kecil.
ADVERTISEMENT
Seperti P2P Akseleran, sebuah Fintech dengan platform kredit minimal Rp 150 juta di luar Jabodetabek dan maksimal Rp 2 miliar justru kesulitan untuk masuk ke pasar DIY. Sejak resmi terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Oktober 2017 yang lalu, tak ada pelaku usaha yang berhasil lolos dan mendapatkan pinjaman online dari Akseleran tersebut.
Head Of Public and Government Relation Akseleran, Rimba Laut mengungkapkan, ratusan calon peminjam dari Yogyakarta telah mengajukan pinjaman ke Akseleran. Dan sampai saat ini tak ada satupun yang telah mendapatkan persetujuan untuk menikmati kucuran kredit dari Akseleran.
Permasalahan seperti tidak bisa menyediakan laporan keuangan yang menjadi syarat pengajuan kredit serta riwayat kredit dari kalangan pengusaha lokal masih mengganjal terealisasinya pengajuan kredit ke P2P Lending ini. Di samping memang banyak pengajuan kredit online dari Yogyakarta yang nilainya hanya kecil.
ADVERTISEMENT
"Platform kita memang cukup besar Rp 150 juta karena sifatnya untuk produktif dan bukan konsumtif, tetapi yang diajukan di Yogyakarta kebanyakan juga hanya Rp 1-2 juta yang sifatnya mendesak," tuturnya.
Banyaknya calon peminjam yang tidak lolos administrasi tersebut kemungkinan besar juga karena persyaratan dari Akseleran yang mengharuskan berbadan hukum juga terjadi. Sebab, selama ini memang masih banyak kalangan pengusaha belum memiliki badan hukum minimal CV.
Yang terjadi di Yogyakarta adalah menjadi investor atau borrower ketimbang peminjam. Saat ini setidaknya sudah ada sekitar 200 orang warga DIY yang menjadi investor di Akseleran dengan nilai sekitar Rp 4 miliar. Jumlah tersebut diperkirakan akan kian meningkat mengingat untuk menjadi investor di Akseleran cukup terjangkau yaitu minimal Rp 100 ribu.
ADVERTISEMENT
Tahun 2019 mendatang, pihaknya menargetkan jumlah investor dari DIY mampu meningkat 3 hingga 4 kali lipat dibanding capaian tahun ini. Pihaknya yakin dapat menggapai target tersebut mengingat tingkat pemahaman masyarakat DIY selama ini akan produk investasi cukup baik.
"Belakangan marak dalam 2-3 tahun terakhir. Penetrasi pinjaman secara online kini telah mampu menggaet dengan nasabah cukup besar. Ini yang menjadi daya tarik,"tambahnya.
Chief Marketing Officer Akseleran, Andri C Madian menambahkan, nasabah pinjaman di Akseleran sampai saat ini telah mencapai 89 ribu pengusaha. Nilai outstandingnya telah mencapai Rp 190 miliar. Dan tahun ini pihaknya menargetkan outstanding kredit dari Akseleran mencapai Rp 200  miliar.
"Kredit macet kita hanya 0,3 persen. NPL ini bisa kami tekan karena Akseleran sangat selektif untuk mengucurkan dana pinjaman,"ujarnya. (erl/fra)
ADVERTISEMENT