Tanpa Manajemen yang Jelas, DIY Diprediksi Krisis Air dan Pangan

Konten Media Partner
2 Desember 2019 20:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sawah yang kering. Foto: Kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sawah yang kering. Foto: Kumparan.
ADVERTISEMENT
3 ancaman krisis diprediksi terjadi di DIY pada 2030 mendatang yakni air bersih, pangan dan energi.
ADVERTISEMENT
Berbagai pencegahan harus segera dilakukan sejak saat ini. Hal tersebut mencuat dalam Seminar Manajemen Pengelolaan Air ‘Mengatasi Masalah Kekeringan di DIY' yang diadakan di Kantor DPD RI DIY, Senin (2/12/2019).
Afnan Hadikusumo, anggota DPD RI DIY mengaku cukup resah dengan adanya ancaman tersebut dan berupaya mencari solusi.
Dari akademisi yang hadir menurut dia didapatkan opsi terutama dalam pengelolaan air yang akan menghindarkan DIY dari krisis.
“Ini ironis, Indonesia kaya air tapi kalau musim kemarau banyak yang kekeringan, nanti kalau hujan kebanjiran. Kuncinya ada di pengelolaan air baik air tanah maupun air hujan,” ungkap Afnan.
Air hujan misalnya, menurut Afnan masih dibiarkan pergi begitu saja selama musim penghujan dan nantinya akan menyebabkan kekeringan dan krisis air saat kemarau.
ADVERTISEMENT
“Di sini kami melihat pentingnya ada regulasi dari Pemda DIY dan di sisi lain juga kesadaran masyarakat untuk memetri air. Harus segera dilakukan menurut kami,” ujarnya.
Dr Agus Maryono, Pakar Hidrologi Sekolah Vokasi UGM menguraikan beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memanajemen air hujan. Momen saat ini menjadi waktu tepat untuk mempersiapkan panen air hujan yang bisa dimulai dari rumah ke rumah.
“Itu kalau mau dibuat alat panen air hujan sangat murah mungkin tak sampai Rp 200 ribu hanya butuh pipa, saringan dan itu dimasukkan ke sumur bisa sumur resapan bisa juga sumur biasa. Kalau masih terlalu mahal bisa pakai bambu juga, saringannya bisa dari dedaunan atau kaos saringan tahu itu, nanti diganti setiap beberapa waktu sekali. Mudah sekali sebenarnya,” ungkap Agus.
ADVERTISEMENT
BPBD DIY sendiri mencatat selama musim kemarau dropping air di wilayah DIY yang mengalami kekeringan mencapai 69,7 juta liter dan masih terus berlangsung saat ini.
Pemda DIY kini mengupayakan perwujudan sumur bor di 144 titik yang dinilai bisa mengurai masalah kekeringan di berbagai wilayah.
“Kalau 144 sumur ini terealisasi, harapan kami pada 2022 DIY sudah bebas dropping air. Saat ini masih ada wilayah yang mengirimkan surat permohonan dropping air seperti di Gunungkidul. Total dari berbagai sumber, dropping air sudah mencapai 69,7 juta liter,” ujar Biwara. (atx)