Tenaga Pendidik Jadi Kelompok Rentan Terpapar Corona

Konten Media Partner
28 November 2020 16:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapid test corona yang dilakukan di Gunungkidul. Foto: Erfanto/Tugu Jogja.
zoom-in-whitePerbesar
Rapid test corona yang dilakukan di Gunungkidul. Foto: Erfanto/Tugu Jogja.
ADVERTISEMENT
Penularan COVID-19 di sekolah telah terjadi di wilayah kabupaten Gunungkidul. Ini tenaga pendidik mulai menjadi kelompok yang rentan tertular maupun menularkan. Apalagi banyak guru ataupun tenaga pendidik dan juga PNS di Gunungkidul yang berasal dari luar daerah.
ADVERTISEMENT
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Gunungkidul, Niken Widyawati mengakui jika guru kini sudah menjadi kelompok rentan penularan COVID-19. Dan hingga saat ini belum ada cover atau perlindungan terhadap para guru tersebut.
Bahkan pihaknya belum mendapatkan anggaran untuk melakukan skrining terhadap para guru. Sehingga antisipasi penularan dari guru ke siswa ataupun sebaliknya memang belum bisa diminimalisir sejak awal kecuali hanya dengan protokol kesehatan.
"Ini yang perlu kita pikirkan apalagi Sebentar lagi kita akan melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah,"ujarmya, Sabtu (28/11/2020).
Hal ini terbukti yang terjadi di kapanewonan Patuk. Di mana orang siswa terpapar COVID-19 dari guru mereka yang berasal dari kabupaten Kulon Progo. Penularan tersebut justru terjadi ketika berlangsung pembelajaran tatap muka di sekolah mereka.
Informasi selengkapnya klik di sini.
Namun di Kapanewon Playen, pemerintah setempat mulai menyadarinya. Mereka bekerjasama dengan RSPAU Hardjolukito mengadakan kegiatan rapid test dengan sasaran guru, Sabtu (28/11/2020) pagi tadi. Tak hanya tenaga pendidik, anggota TNI dan Polri juga masuk dalam daftar peserta rapid test.
adv
Tenaga pendidik diprioritaskan untuk screening awal untuk mengantisipasi semakin meluasnya penyebaran virus corona. Screening ini juga sebagai modal bagi para guru, mengingat awal Januari mendatang kegiatan belajar mengajar tatap muka sudah akan mulai diselenggarakan oleh pemerintah.
adv
Kepala UPT Puskesmas I Playen, Jolanda Barahama mengatakan, sejauh ini guru atau Tenaga pendidikan belum ada yang memback up mengenai sisi kesehatan. Untuk itu, pemerintah Kapanewon Playen dan Puskesmas Playen bekerjasama dengan RSPAU Hardjolukito Yogyakarta untuk melakukan rapid test bagi guru.
ADVERTISEMENT
Pihak puskesmas dan rumah sakit memberikan 600 kuota bagi tenaga pendidikan di wilayah Kapanewon Playen dan wilayah lain yang ingin mengikuti tes tersebut. Langkah ini untuk memastikan sebelum ada Kegiatan Belajar Mengajar tatap muka sudah ada skrining di kalangan guru.
“Tidak ada rapid test gratis atau swab hasil dari tracing skrining pegawai untuk guru, maka dari itu kemarin ada tawaran bakti sosial dari salah satu rumah sakit Hardjolukito Jogja kemudian kami sambut baik,” ucap Jolanda.
Menurutnya, guru memang merupakan kelompok yang memobilitas tinggi interaksi langsung dengan para siswa terlebih kemarin di Kapanewon Patuk ada yang terkonfirmasi positif. Jika nantinya KBM dilakukan pihaknya akan melakukan monitoring berkala di setiap sekolah. Sekolah dengan mobilitas siswa siswi tinggi seperti SMA dan SMK akan menjadi prioritasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Panewu Anom yang juga Essi Suharto mengapresiasi rapid test gratis ini. Pihaknya sebetulnya belum berani memberikan izin tatap muka berkala dari sekolah kepada para siswa lantaran belum meredanya eskalasi penyebaran COVID-19.
“Banyaknya orang tanpa gejala yang membuat rancu, sejak awal ada pertemuan berkala kurang setuju karena masih dalam masa pandemi COVID-19,"ujarnya.