Terdampak PSTKM, Omzet PHRI Gunungkidul Anjlok hingga 90 Persen

Konten Media Partner
19 Januari 2021 8:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wisatawan. Foto: dok.Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wisatawan. Foto: dok.Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Pengetatan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PSTKM) membuat sektor pariwisata Kabupaten Gunungkidul berjalan minus. Kondisi industri pariwisata Gunungkidul yang terpukul akibat pandemi COVID-19 kini kian terpuruk dengan adanya PSTKM.
ADVERTISEMENT
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Gunungkidul, Sunyoto menuturkan dampak dari PSTKM ini memang luar biasa bagi hotel dan restoran di wilayah ini. Pengetatan pengunjung luar daerah hingga syarat administrasi lain membuat Gunungkidul sepi wisatawan.
"Padahal kita sangat bergantung pada jumlah wisatawan," terangnya.
Ia mencatat omset semua tempat usaha yang dimiliki para anggota PHRI kini anjlok selama PSTKM ini. Penurunan omzet pelaku usaha jasa pariwisata (UJP) mencapai 90 persen. Pasalnya tempat usaha tetap buka namun kunjungan terbilang sangat minim.
Sunyoto menyebut, biang kerok anjloknya omset para pengusaha yang tergabung dalam PHRI adalah pembatasan waktu operasional hingga kapasitas bagi tempat usaha selama PSTKM. Meskipun ia mengakui jika pengunjung memang belum normal selama pandemi.
ADVERTISEMENT
"Pengunjung kita memang masih sekitar 50 persenan. Cuma aturan 25 persen dari kapasitas itu kan membuat pengunjung ragu," terangnya.
Kondisi ini semakin dipersulit dengan adanga syarat non-reaktif rapid test antigen test juga jadi penyebab. Sebab banyak calon wisatawan luar daerah yang terpaksa kembali ke daerahnya masing-masing karena tidak membawa surat rapid test antigen tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, selama pemberlakuan PSTKM di wilayah kabupaten Gunungkidul jumlah wisatawan yang berkunjung ke wilayah ini ini turun hingga 80% lebih. Hal ini tentu berdampak terhadap pemasukan dari penjualan retribusi objek wisata di Gunungkidul.
"Tampaknya memang cukup lumayan tetapi itu bagi kami tidak masalah karena fokus kami adalah tidak ada penularan COVID-19 di objek wisata," paparnya.
ADVERTISEMENT