Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Waspadai Lonjakan Pemudik di Long Weekend

Konten Media Partner
25 Oktober 2020 17:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pemudik. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pemudik. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 memantau kantong-kantong pemudik mulai melakukan antisipasi kedatangan gelombang perantau jelang libur panjang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada akhir pekan ini. Akhir bulan Oktober ini juga menjadi long weekend. Mereka kembali mengaktifkan posko penanganan COVID-19 di tingkat Kalurahan.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dilakukan oleh Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kapanewonan Playen Gunungkidul. Mereka kembali meminta kepada pihak Kalurahan untuk secara aktif mendata setiap pendatang atau pemudik yang masuk ke kampung-kampung. Semua data akan dimasukkan ke Sistem Informasi Desa (SID).
Panewu Playen, Setiawan mengungkapkan pada libur panjang akhir pekan mendatang ia menduga akan terjadi gelombang pemudik. Karena libur panjang kali menjadi moment paling ditunggu para perantau setelah berbulan-bulan dilarang untuk kembali ke kampung halaman akibat Pandemi corona.
"Saya menduga akan banyak pemudik yang datang. Wong kemarin-kemarin dilarang saja dilarang saja masih pada mudik," tutur Setyawan, Minggu (25/10/2020).
Ia meminta kepada pemudik untuk melaporkan diri ke Kalurahan berkaitan dengan kedatangan mereka. Di samping itu para pemudik diharapkan juga membawa Surat Keterangan Sehat dari daerah asalnya perantau. Hal ini dilakukan untuk antisipasi penyebaran COVID-19 di daerahnya.
ADVERTISEMENT
Setiawan mengakui jika kapanewon Playen merupakan salah satu kantong pemudik yang ada di Gunung Kidul. Karena wilayah ini menjadi salah satu daerah dengan warga yang merantau paling banyak. Karena Kapanewonan Playen memiliki wilayah yang cukup luas dengan 13 Kalurahan.
"Setiap libur panjang, Playen selalu dipenuhi pemudik," tambahnya.
Di samping para pemudik, di bulan Maulid kali ini pihaknya juga mewaspadai penyebaran COVID-19 dari event hajatan yang banyak digelar masyarakat. Karena di masyarakat Jawa masih banyak yang menganggap jika bulan Maulid merupakan bulan baik untuk menggelar hajatan.
Volume hajatan sudah mulai meningkat dalam dua minggu terakhir. Pihaknya hanya bisa menghimbau kepada penyelenggara hajatan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Tujuannya agar tidak timbul klaster penyebaran Covid19 karena dipicu penyelenggaraan hajatan.
ADVERTISEMENT
"Kita sudah himbau jauh hari untuk protokol kesehatan dipenuhi," terangnya.
Hingga Minggu (25/10/2020), setidaknya sudah ada 269 orang warga Gunungkidul terkonfirmasi positif COVID-19. Kemarin, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Gunungkidul mencatat ada penambahan 7 pasien baru dan seorang meninggal dunia. 3 orang dari 7 pasien baru tersebut berasal dari Playen.
"Seorang perempuan meninggal tanggal 19 Oktober lalu dan suspect Positif COVID-19. Belum sempat di swab sudah meninggal," papar Juru Bicara Tim Gugus Tugas Covid19 Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawaty.
Namun dari suspect positif COVID-19 yang meninggal dunia tersebut, ada 3 orang yang terpapar dan dinyatakan positif Covid19. Termasuk suami wanita yang meninggal tersebut akhirnya dinyatakan positif COVID-19. Wanita suspect positif Covid19 dan suaminya memiliki riwayat perjalanan dari Jakarta.
ADVERTISEMENT