Tim Pemenangan Kustini Sri Purnomo di Pilkada Sleman 2020 Puji Layangan Warga

Konten Media Partner
14 September 2020 9:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu layang-layang yang dibuat oleh warga untuk mengikuti lomba di Kelurahan Sumberarum, Moyudan, Sleman, Yogyakarta, Minggu (13/9/2020). Foto: Len/Tugu Jogja.
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu layang-layang yang dibuat oleh warga untuk mengikuti lomba di Kelurahan Sumberarum, Moyudan, Sleman, Yogyakarta, Minggu (13/9/2020). Foto: Len/Tugu Jogja.
ADVERTISEMENT
Suasana lapangan di Kelurahan Sumberarum, Moyudan, Sleman, Yogyakarta berubah menjadi penuh warna kala banyak layangan yang menghiasi langit. Rupanya bertebaran layangan tersebut dalam rangka kegiatan lomba menerbangkan layangan yang diselenggarakan oleh Tim Pemenangan Kustini Sri Purnomo untuk Pilkada Sleman 2020, pada Minggu (13/9/2020).
ADVERTISEMENT
Keberadaan banyak layangan tersebut memancing antusiasme warga untuk menyaksikan penampakan banyak layang-layang dengan beragam warna dan bentuk. Ada yang menerbangkan layangan berbentuk naga, berbentuk burung, serangga, hingga lainnya.
Raudi Akmal, Ketua Tim Pemenangan Relawan Kustini Sri Purnomo dalam Pilkada Sleman 2020, mengapresiasi antusiasme dan kreativitas warga Sleman Barat dan sekitarnya yang mengikuti lomba festival layangan ini.
Terlebih lagi meski banyak warga yang antusias menonton, mereka tak lupa menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak mengingat saat ini tengah dilanda pandemi COVID-19.
Salah satu layang-layang yang dibuat oleh warga untuk mengikuti lomba di Kelurahan Sumberarum, Moyudan, Sleman, Yogyakarta, Minggu (13/9/2020). Foto: Len/Tugu Jogja.
"Kita mengadakan lomba layang-layang yang ada di Kalurahan Sumberarum, Moyudan, Sleman. Kali ini dilakukan di tempat terbuka, tentunya dengan melakukan protokol kesehatan. Kami selalu mengingatkan agar peserta dan juga pengunjung yang datang untuk tertib karena COVID-19," ujar Raudi saat ditemui di lokasi lomba.
ADVERTISEMENT
Saking meriahnya antusiasme warga, ia mengatakan tim penyelenggara bahkan sampai menolak banyak peserta untuk memastikan warga tidak terlalu membludak dan tetap menaati protokol COVID-19.
"Sebetulnya yang daftar ada banyak. Kita sampai nolak-nolak peserta," ujar Raudi.
Dalam gelaran acara lomba layangan tersebut, ada satu hal yang begitu mencuri perhatiannya. Rupanya lomba itu tak hanya diikuti kaum laki-laki saja. Ada seorang peserta emak-emak yang menerbangkan layangannya. Ia tercatat sebagai satu-satunya penerbang layangan perempuan dalam lomba itu.
“Ada yang menarik pada perlombaan ini, yang mana salah satunya diikuti oleh seorang ibu rumah tangga," tutur Raudi.
Sadiya, Seorang ibu rumah tangga yang mengikuti lomba layang-layang di Kelurahan Sumberarum, Moyudan, Sleman, Yogyakarta, Minggu (13/9/2020). Foto: Istimewa.
Emak-emak itu bernama Sadiya, warga Jonggragan, Sleman Barat. Ia saat itu menggunakan nomor punggung 76.
Hal itu membuatnya takjub. Ini menunjukkan bahwa berkreasi apa lagi memainkan olahraga layangan tak hanya digandrungi kaum laki-laki saja.
ADVERTISEMENT
Rupanya di masa pandemi ini banyak warga yang mengisi waktu luang untuk mengasah kreativitas baik tua, muda, laki-laki maupun perempuan. Salah satunya dengan kreatif membuat layangan.
"Saat pandemi ini, kita melihat kreativitas warga masyarakat banyak yang berkreasi membentuk layangan. Kita melakukan uji kreativitas juga di tempat lain sesuai dengan areanya. Ternyata, anak mudanya di Sleman Barat senang membuat layangan," kata dia.
"Harapannya ini bisa menjadi ajang kreativitas warga, sekaligus ajang Ibu Kustini Sri Purnomo dan mas Danang Maharsa untuk peka terhadap kreativitas anak muda," imbuhnya.
Sementara itu, Wahyu Jaya Nugroho selaku ketua panitia lomba festival layangan yang sekaligus merupakan relawan muda juga mengapresiasi langkah pengadaan lomba ini. Pasalnya sebelumnya jarang ada lomba seperti ini sedangkan ada banyak orang yang menggemari olahraga layangan.
ADVERTISEMENT
Selain itu juga, ajang lomba ini bisa menjadi salah satu sarana untuk melestarikan layangan tradisional dan juga kegiatan olahraga layangan.
Salah satu layang-layang yang dibuat oleh warga untuk mengikuti lomba di Kelurahan Sumberarum, Moyudan, Sleman, Yogyakarta, Minggu (13/9/2020). Foto: Len/Tugu Jogja.
"Ini tujuannya untuk mengakomodir teman-teman pecinta olahraga layangan. Terlebih, layangan tradisional juga sudah jarang dipertunjukan. Lomba ini bisa untuk melestarikan budaya lewat kreasi layangan," kata Wahyu.
Untuk kriteria penilaian lomba layangan yang diselenggarakan Tim Relawan Pemenangan Kustini Sri Purnomo dalam Pilkada Sleman 2020, ia menuturkan bahwa layangan akan dinilai berdasarkan segi kreativitas, keunikan bentuk, dan juga kemampuan terbang. Setiap peserta akan diberikan masing-masing kesempatan untuk menerbangkan layangan sebanyak 2 kali. Jika setelah 2 kali diterbangkan gagal, maka diskualifikasi.
"Untuk juaranya nanti ada juara 1, 2, dan 3, nanti juga ada juara harapan," kata dia.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari persoalan juara atau tidaknya, ia mengaku senang dan mengapresiasi antusaisme warga sebab mereka bisa lebih kreatif melalui ajang lomba layangan ini.