Tinggal Bersama Cucunya, Rumah Parimin Mirip Kandang Hewan

Konten Media Partner
14 Maret 2019 14:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Di tengah gencarnya program bedah rumah yang dilakukan berbagai pihak, rumah Cokro Utomo Parimin di RT 03/RW 01 Desa Kledung Karangdalem, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, sama sekali tak tersentuh. Rumah yang berada di perkotaan yang hanya berjarak ratusan meter dari jalan lingkar Purworejo itu -maaf- sangat mirip dengan kandang hewan: gelap, kumuh, lembab/becek, pengap dan bahkan di beberapa bagian tampak kotoran manusia berceceran di lantai.
ADVERTISEMENT
"Ini rumah warisan orangtua saya," kata Cokro Utomo Parimin (72/) saat ditemui kumparan.com/tugujogja.com, Rabu (13/3/2019) pagi.
Untuk menuju rumah Cokro Utomo yang akrab disapa Mbah Parimin ini tak terlalu sulit. Dari jalan lingkar sebelah barat Hotel Sanjaya sekitar 50 meter ada patung kadal ukuran besar di pintu masuk lalu ke selatan hingga perempatan lalu ke barat/ kanan sekitar 100 meter dan kemudian ke utara/kanan menuju rumah Mbah Parimin di RT 03/RW 01 Kledung Karangdalem.
Meski siang hari, suasana rumah tampak gelap. Tak ada ventilasi. Meski ada listrik tapi tidak dinyalakan.
"Biar hemat," ucap nenek Tukiyem.
Bagian dapur, Tukiyem, istri mbah Parimin yang hendak memasak air minum, Rabu (14/3/2019). Foto: Tedi Kartyadi
Rumah berlantai tanah itu berukuran sekitar 45 meter persegi. Rumah terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama di depan berupa ruangan memanjang dari utara-selatan. Sisi selatan atau sebelah kanan dari pintu masuk merupakan ruang tamu dengan 1 meja butut dan tiga kursi lusuh yang sebagian sudah jebol tak layak diduduki. Sementara di sisi utara merupakan kamar tidur terbuka dengan sebuah dipan berisi tumpukan pakaian. Di sinilah Mbah Parimin bersama sanga cucu, Cindy Uristiyanti (7) yang ditinggal pergi oleh kedua orangtuanya, tidur.
ADVERTISEMENT
Sedangkan di ruang bagian tengah yang juga merupakan ruangan memanjang utara-selatan terdiri dari dua kamar terbuka tanpa pintu. Sisi selatan untuk kamar tidur nenek Cindy, Tukiyem (70) tanpa dipan/tempat tidur. Kamar terbuka nenek Tukiyem juga tampak dipenuhi tumpukkan pakaian. Sedangkan kamar sisi utara tempat menyimpan aneka barang, termasuk peralatan dapur, sayur mayur dan alat dapur lainnya. Dan di bagian belakang sisi selatan untuk dapur dengan sebuah tungku yang dipenuhi kayu, sedangkan sisi utara tempat kran air untuk berbagai keperluan. Di sini terlihat becek, apalagi berlantai tanah. Diperkirakan lantai rumah sempat disemen namun kalau sudah berusia puluhan tahun maka semen hilang nyaris tak berbekas.
Di ruang bagian tengah, tampak Tukiyem, istri mbah Parimin tengah berjalan ke dipan tempat mereka menyimpan makanan. Tempat itu juga menjadi tempat tidurnya, Rabu (14/3/2019). Foto: Tedi Kartyadi
Subardadi, Ketua RT 01/RW 01 Kledung Karangdalem yang mengantar kumparan.com/tugujogja.com ke rumah Parimin mengaku selama ini belum ada bantuan dari siapa pun, termasuk pemerintah untuk memperbaiki rumah Mbah Parimin. "Belum ada bantuan. Buktinya rumah ini tetap seperti ini selama puluhan tahun," kata Subardadi yang mendampingi kumparan.com/tugujogja.com selama bertemu Mbah Parimin yang didamping nenek Tukiyem.
Rumah Mbah Parimin tampak depan, Rabu (14/3/2019). Foto: Tedi Kartyadi
Meski terbuat dari tembok, namun tembok rumah yang diperkirakan semula bercat putih itu kini tampak kusam, berlumut. Sebagian genteng rumah pun tampak bocor. Mbah Parimin mengaku hingga kini belum mendapat bantuan dari siapa pun. Dengan bekerja serabutan dengan upah hanya Rp 50.000 per hari, jangankan memperbaiki rumah, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pun ia kesulitan.
kotoran manusia juga berceceran di lantai.
"Kadang dikirimi anak uang Rp 200 ribu-Rp 300 ribu. Pernah dikirim Rp 500 ribu tapi sangat jarang," kata Mbah Parimin dalam bahasa Jawa yang kental. (lip)
ADVERTISEMENT