Tradisi Ruwah Jadi Hiburan bagi Wisatawan di Kota Jogja

Konten Media Partner
8 Maret 2023 14:14 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tradisi Ruwah yang digelar di Kawasan Malioboro Yogyakarta. Foto: Maria Wulan/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi Ruwah yang digelar di Kawasan Malioboro Yogyakarta. Foto: Maria Wulan/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Meskipun perubahan zaman semakin modern, namun sejumlah tradisi rupanya masih terus dilestarikan oleh masyarakat di kota Yogyakarta. Salah satunya oleh Kelurahan Suryatmajan yang letaknya di jantung kota istimewa.
ADVERTISEMENT
Lurah Suryatmajan, Weda Satriya Negara mengatakan mereka kembali melaksanakan tradisi Ruwah dengan mempersembahkan gunungan berupa hasil bumi sekitar sebagai wujud syukurnya.
Pelaksanaan ruwah di kawasan wisata itu seakan mengobarkan semangat masyarakat dalam melestarikan budaya sekaligus menjadi atraksi hiburan bagi wisatawan yang berada di kawasan Malioboro.
"Ini kita adakan paradenya untuk muternya lebih jauh, kita lewatkan Malioboro agar bisa menjadi atraksi wisata juga, wisata seni dan budaya. Tentunya bagi wisatawan," kata Lurah Suryatmajan, Weda Satriya Negara, Rabu (8/3/2023).
Kirab gunungan itu diikuti oleh 6 kampung yang ada di Kelurahan Suryatmajan di antaranya Gemblakan Bawah, Gemblakan Atas, Ledok Macana, Sosorukusuman, Suryatmajan dan Cokrodirjan. Masing-masing dari mereka mempersembahkan gunungan yang isinya berupa apem, kolak, ketan dan aneka ragam produk kerajinan.
ADVERTISEMENT
Satriya menuturkan acara Ruwah Berkah ini juga sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa serta sebagai sarana untuk membuang nasib buruk agar selalu diberikan keselamatan di setiap langkah yang ditempuh.
"Nanti kita membacakan doa mengucap syukur dari masyarakat," ujarnya.
"Mudah-mudahan ini menjadikan tambahan nilai seni kemudian atraksi wisata untuk di kelurahan Suryatmajan terutama Kurahan Suryatmajan ini berada di tengah kota dan jantungnya kota Yogyakarta dan menjadi tambahan juga bagi masyarakat untuk bisa lebih sejahtera kemudian bisa lebih kompak," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi B DPRD DIY, Rb. Dwi Wahyu mengatakan tradisi Ruwah Berkah ini tak boleh sampai hilang. Pasalnya tradisi seperti ini menjadi local wisdom atau kearifan lokal yang harus terus dijaga.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, ia juga menilai bahwa Ruwah Berkah bisa menjadi bagian dari pariwisata yang ada di DIY.
"Sebetulnya Ruwah Berkah ini yang dikemas dalam tradisi ini sebetulnya bisa dipasarkan di pariwisata. Jadi begini lho, logikanya pariwisata ini berbasis budaya. Jadi apa yang kita jual? Seperti ruwah berkah, ngapeman, ngadran, jadi semuanya itu adalah tradisi tradisi yang bisa dijual di pariwisata," jelas Anggota Komisi B DPRD DIY, Rb. Dwi Wahyu.
Dwi pun kemudian mendorong agar tradisi baik yang sudah ada sejak zaman dahulu itu terus dijaga dan dilestarikan. Banyak nilai-nilai baik yang patut diturunkan kepada generasi muda, terutama untuk melestarikan tradisi yang ada di kelurahan setempat.
"Jadi Ruwah berkah itu kan tradisi, tradisi budaya, nah di Suryatmaja ini kan sebetulnya zona penyangga Malioboro, (di kawasan) pariwisata, (harus dilestarikan)," tandasnya.
ADVERTISEMENT