UMKM Indonesia Dinilai Mampu Bertahan di Tengah Pandemi COVID-19

Konten Media Partner
7 Agustus 2020 10:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Teten Masduki. Foto: atx/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Teten Masduki. Foto: atx/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Dampak wabah corona menghantam semua aspek kehidupan di masyarakat termasuk sektor ekonomi. Namun demikian di Indonesia justru masih banyak sektor UMKM yang masih bisa bertahan, karena terus berinovasi.
ADVERTISEMENT
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop dan UKM) Teten Masduki mengatakan, UMKM yang mampu bertahan saat ini yang melakukan penjualan secara online dan melakukan inovasi produk.
“Ya kalau lihat UMKM yang bisa bertahan saat ini, saya kira UMKM yang terhubung dengan market plus digital. Karena itu digitalisasi UMKM kita harus percepat. Bukan hanya masa pandemi COVID-19 saja, tren pasar kedepan, tren konsumen itu nanti akan lebih senang dengan belanja di online dan 97 persen wilayah Indonesia sudah bisa diakses dengan online,” katanya di Magelang Kamis (6/8/2020).
Informasi selengkapnya klik di sini.
Teten, juga menyebut yang mampu bertahan adalah UMKM yang berhasil melakukan adaptasi dan inovasi produknya. Contohnya perajin batik yang di awal-awal tidak bisa menjual karena tidak ada permintaan, kemudian setelah melakukan inovasi bisa terjual.
ADVERTISEMENT
“Yang kedua, UMKM yang juga berhasil melakukan adaptasi dan inovasi produk. Saya kira banyak pengusaha atau pengerajin batik yang di awal-awal tidak bisa jualan karena tidak ada permintaan, tapi begitu banting setir, memproduksi pakaian rumah, daster, celana pendek, pakaian olahraga, sarung, itu meningkat" katanya.
Menurutnya, dampak pandemi bagi pelaku UMKM, yang paling terpukul seperti di sektor pakaian hampir sekitar 70-80 persen. Termasuk pula mikro dan ultramikro yang bersifat harian. Sedangkan untuk sektor pertanian justru mengalami pertumbuhan sekitar 16 persen. (ari)