Upaya Pemkab Sleman Wujudkan Sekolah Menyenangkan

Konten Media Partner
12 November 2019 15:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Sleman, Sri Purnomo, usai melaunching program Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) di SMP Negeri 2 Sleman, Selasa (12/11/2019). Foto: atx
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Sleman, Sri Purnomo, usai melaunching program Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) di SMP Negeri 2 Sleman, Selasa (12/11/2019). Foto: atx
ADVERTISEMENT
Bupati Sleman, Sri Purnomo, menyatakan butuh sebuah aksi nyata bersama jika mau membenahi wajah pendidikan khususnya yang menyasar sekolah-sekolah marjinal pinggiran di daerah.
ADVERTISEMENT
Sri Purnomo menyoroti pemerataan kualitas pendidikan akan sulit dilakukan jika perhatian pemerintah juga masyarakat hanya terpusat di sekolah sekolah tertentu yang selama ini sudah terstigma favorit, dan lainnya dianggap tidak.
Sri tak memungkiri, kualitas sekolah bergantung pada bagaimana kualitas guru digodog. Sehingga bisa menciptakan suasana kelas yang menyenangkan bagi siswa dan hasil akhirnya terwujud pendidikan yang utuh.
"Di negara maju, hampir semuanya praktek sekolahnya itu menyenangkan. Saya rasa fasilitasnya tidak jauh berbeda dengan kita, tapi sistemnya dan metodenya negara maju itu berbeda," ujar Sri ditemui awak media saat melaunching program Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) di SMP Negeri 2 Sleman, Selasa (12/11/2019)
Di sekolah yang menjadi satu perintis sekolah model GSM itu, Sri Purnomo mengungkapkan bagaimana perbedaan atmosfer belajar sekolah sekolah di negara maju dengan tanah air kebanyakan.
ADVERTISEMENT
"Di sekolah sekolah negara maju itu, anak-anak sepulang sekolah merasa senang, tidak terbebani. Saya percaya di Sleman, kita bisa mewujudkan itu. Bagaimana anak-anak tidak hanya cerdas secara keilmuan, tetapi juga spiritual dan sosial,” ujar Sri Purnomo.
Sri pun mengaku antusias dengan sudah mulai berjalananya model ajar sekolah menyenangkan di Sleman beberapa waktu terakhir di sejumlah sekolah. Ia mengapresiasi terhadap gerakan akar rumput yang menyasar sekolah-sekolah marjinal ini.
Bahkan, Sri Purnomo menyatakan sudah menyiapkan regulasi agar seluruh sekolah di Sleman mengadopsi program gerakan sekolah menyenangkan ini.
“Perbup (Peraturan Bupati) sudah kita siapkan dan kita segerakan diterapkan. Perbup itu nanti mengatur supaya gerakan ini bisa menyeluruh, terpayungi dan terlaksana dengan baik. Tidak hanya temporer, tapi berkelanjutan," ujar Sri.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, isi kebijakan Perbup ini mendukung persebaran prograk gerakan sekolah itu, kemudian meningkatkan kualitas guru-guru, sebagaimana konsep Periode Kedua Jokowi adalah menyiapkan SDM unggul.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sleman Sri Wantini mengatakan pengukuhan SMP Negeri 2 Sleman merupakan realisasi dari workshop gerakan sekolah menyenangkan yang dilakukan beberapa waktu terakhir secara intens.
"Sekolah SMP 2 ini merupakan satu dari 25 sekolah jenjang SD-SMP di Sleman yang kami dorong untuk mengadopsi gerakan sekolah menyenangkan," ujar Wantini.
Secara rinci, terdapat 8 SMP dan 17 SD negeri yang akan menerapkan program itu. Sebanyak 25 sekolah tersebut tersebar di seluruh 17 kecamatan yang ada di Sleman.
Wantini pun berharap, SMP Negeri 2 Sleman beserta 24 sekolah lainnya mampu menjadi pelopor bagi sekolah lainnya.
ADVERTISEMENT
Dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) yang juga pendiri gerakan sekolah menyenangkan, Muhammad Nur Rizal mengatakan kolaborasi antara pihaknya dan Pemerintah Daerah Sleman ditujukan untuk mempercepat implementasi sekolah menyenangkan di Kabupaten Sleman.
"Target akhirnya adalah pemerataan kualitas pendidikan di seluruh aspek, sebab keberpihakan gerakan itu adalah mengangkat mutu pendidikan di sekolah-sekolah negeri non-favorit dan sekolah marjinal (pinggiran)," ujarnya.
Menurutnya, inovasi dan revitalisasi profesionalisme guru sulit dibangun jika tata kelola birokrasinya tidak ikut berubah.
"Untuk itu gerakan ini mengajak Kabupaten Sleman serta pemerintah daerah lain untuk percaya kepada guru dalam menciptakan ekosistem agar mereka bebas berinovasi di kelas. Jadi, Kabupaten Sleman diharapkan mampu memutus akar permasalahan pendidikan, yakni "gemuknya" aturan yang mengakibatkan minim kepercayaan,” ujarnya. (atx)
ADVERTISEMENT