UPNVY Ikuti Gerakan Kampus Sehat, Beri Kenyamanan untuk Mahasiswa

Konten Media Partner
19 November 2020 18:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Riskiyana Sukandhi Putra, Direktorat Promosi Kesehatan dan PM Kemenkes RI secara simbolis memberikan apresiasi pada M. Irhas Effendi, Rektor UPNVY terkait dengan pencanangan Kampus Sehat, Kamis (19/11/2020). Foto: Len/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Riskiyana Sukandhi Putra, Direktorat Promosi Kesehatan dan PM Kemenkes RI secara simbolis memberikan apresiasi pada M. Irhas Effendi, Rektor UPNVY terkait dengan pencanangan Kampus Sehat, Kamis (19/11/2020). Foto: Len/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Kampus menjadi tempat berkumpulnya usia produktif yang berpotensi menjadi agen perubahan. Untuk mewujudkannya, kampus sehat hadir untuk memberikan kenyamanan bagi mahasiswa dan sivitas akademika.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 20 kampus di wilayah DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera Utara berkomitmen menjadikan kampus sebagai institusi sehat yang memberikan dampak positif bagi lingkungannya. Salah satunya yaitu Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta (UPNVY), yang akan menonjolkan upayanya dalam mengahadapi pandemi corona.
“Intinya adalah ini merupakan pencanangan kampus sehat yang tidak saja spesifik di COVID-19 tapi memang lebih banyak menonjolkan bagaimana upaya UPNVY dalam mengahadapi COVID-19. Karena ini juga merupakan rangkaian dari apa yang telah ditetapkan UPNVY sebagai kampus sehat selain bebas narkoba, alkohol, rokok dan lain-lain,” ujar M. Irhas Effendi, Rektor UPNVY, pada Kamis (19/11/2020).
Rektor Universitas Pembangunan Nasional 'Veteran' Yogyakarta, M. Irhas Effensi, saat memberikan sambutan saat Pencanangan Kampus Sehat, Kamis (19/11/2020). Foto: Len/Tugu Jogja.
Dalam mewujudkan UPNVY sebagai kampus sehat, Irhas menjelaskan bahwa terdapat beberapa hal yang harus disiapkan. Persiapan tersebut meliputi infrastruktur, SDM, sistem informasi, dan kelembagaan.
Informasi selengkapnya klik di sini.
“Pertama adalah infrastruktur, kami integrasikan infrastruktur sehat dengan smart campus. Nanti semua akan dirancang berbasis teknologi dan kami rancang pembangunannya. Kedua SDM, akan diberikan pemahaman untuk mengawal bagaimana kampus sehat. Ketiga sistem, nanti berbasis IT untuk membangun kampus sehat yang sistemnya sudah kami launching dengan sistem informasi teintegrasi bernama Semar. Keempat kelembagaan, akan kami tata supaya betul-betul bisa membangun kampus sehat,” ujar Irhas.
ADVERTISEMENT
Kirana Pritasari, Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI mengatakan bahwa hal tersebut menjadi semangat perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan dalam mendukung pembangunan kesehatan. Tak hanya soal protokol kesehatan COVID-19, Kirana berharap kampus dengan segala ekosistem di sekitarnya tidak mencetak SDM bermutu rendah.
“Kita tak ingin mahasiswa yang sedang produktif 4-5 tahun, setelah lulus tak bisa optimal karena tidak sehat. Ini sangat penting karena mahasiswa di usia sedang semangat besar, harus ada lingkungan sehat yang mendukung. Mempersiapkan mereka jadi SDM yang sehat. Jangan malah mahasiswa keluar kampus justru punya sakit obesitas, bahkan berpenyakit tak menular,” ujar Kirana.
Pencanangan Kampus Sehat Universitas Pembangunan Nasional 'Veteran' Yogyakarta (UPNVY). Foto: Len/Tugu Jogja.
UPNVY yang menjadi salah satu peserta kampus sehat juga diharapkan menjadi contoh bagi ratusan perguruan tinggi di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan UPNVY tidak memiliki fakultas atau program studi di bidang kesehatan.
ADVERTISEMENT
“UPNVY ini salah satu yang kami jadikan contoh karena tidak ada fakultas kedokteran atau kesehatan masyarakat, tapi bisa. Inilah yang memberi nilai bahwa yang gak ada fakultas itu, bisa melakukan hal semacam itu,” ujar Riskiyana Sukandhi Putra, Direktorat Promosi Kesehatan dan PM Kemenkes RI.
Untuk menjadi peserta kampus sehat, Riskiyana juga menjelaskan bahwa tidak ada syarat khusus yang diperlukan. Selama perguruan tinggi tersebut siap dan bisa, maka dapat menjadikan perguruan tingginya menjadi bagian dari kampus sehat.
“Pemilihan kampus itu tidak ada syarat, 20 itu mana yang bisa dan siap. Walau hanya sedikit fakultas, sedikit prodi, itu tidak masalah. Tapi perilaku dan cara hidupnya sebagai pemilik pengetahuan itulah yang diharapkan multiplayer effect kepada masyarakat sekitarnya, khususnya Jogja," ujar Riskiyana. (Gabryella Triwati Sianturi)
ADVERTISEMENT