Urus KIS di Yogya, Petani Teken Surat Sumpah 'Demi Allah Saya Miskin'

Konten Media Partner
13 Juni 2019 19:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kartu Indonesia Sehat (KIS). Foto: Kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Kartu Indonesia Sehat (KIS). Foto: Kumparan.
ADVERTISEMENT
Gara-gara mengurus Kartu Indonesia Sehat (KIS) miliknya yang diblokir, seorang warga Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, harus menandatangani surat pernyataan yang salah satu isinya adalah kutukan miskin dari Tuhan.
ADVERTISEMENT
Peristiwa tersebut dialami oleh Narmi, petani asal Padukuhan Ngadipiro RT 003/RW 005, Desa Rejosari, Kecamatan Semin, Gunungkidul. Peristiwa tersebut bermula ketika Narmi hendak berobat ke Puskesmas karena asam lambungnya kumat.
Seperti biasa, ketika berobat ia selalu menggunakan KIS yang ia peroleh dari pemerintah. Namun kali ini, ia merasa kecewa sebab kartu KIS-nya tidak bisa digunakan. Setelah menanyakannya kepada petugas, ternyata kartu KIS-nya itu diblokir.
Ia merasa heran, kenapa tiba-tiba kartu dari pemerintah tersebut diblokir. Padahal, kartu tersebut program dari pemerintah, tak ada kewajiban warga membayar sendiri iuran.
"Saya pasrah, ndak tahu mau seperti apa," tutur Narmi didampingi anaknya, Sutikno, Kamis (13/6/2019).
Sutikno lantas berusaha mengurus ke Kantor Desa Rejosari. Di sana, Sutikno mendapatkan penegasan bahwa KIS milik keluarganya memang diblokir. Dan saat itu, Pemerintah Desa Rejosari tak mendapatkan solusi sama sekali.
ADVERTISEMENT
Kala itu, Sutikno bersikeras untuk meminta hak keluarganya dikembalikan. Pihak desa saat itu lantas memberinya surat pernyataan yang harus ditandatangani oleh ibunya. Dan menurutnya, ada yang janggal dalam surat tersebut.
"Ada salah satu isinya berkaitan dengan kutukan dari Allah Swt.,"ujarnya.
Di alenia terakhir surat tersebut dituliskan 'DEMI ALLAH SAYA BERSUMPAH, SESUNGGUHNYA BAHWA KEADAAN EKONOMI KELUARGA SAYA MISKIN. APABILA SAYA TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN YANG SEBENARNYA, SAYA AKAN MENDAPAT KUTUKAN DARI ALLAH SWT'.
Ya, semua tulisan itu diketik dengan huruf besar.
Surat pernyataan yang berisi kutukan dari Tuhan. Foto: erl.
Isi terkait kutukan tersebut sebenarnya membuat keluarganya heran. Karena menurutnya, tidak ada satu pun manusia yang menginginkan hidup dalam keterbatasan. Meski ada yang janggal, namun ibunya, Narmi terpaksa menandatangani.
"Ibu saya tanda tangan di atas materai tanggal 31 Mei 2019 yang lalu. Ibuk terpaksa tanda tangan wong butuh soalnya," papar Sutikno. (erl/adn)
Foto: adv.
ADVERTISEMENT