Viral Postingan Kakek di Gunungkidul Terlantar, Ini Faktanya

Konten Media Partner
17 September 2021 8:34 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi rumah Watiyem, istri dari Satiman, yang kini sudah tak tinggal serumah. Foto: istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi rumah Watiyem, istri dari Satiman, yang kini sudah tak tinggal serumah. Foto: istimewa
ADVERTISEMENT
Beredar viral sebuah video menggambarkan seorang kakek tinggal sebatang kara tinggal di gubug hidup memprihatinkan diunggah dalam akun media sosial Tiktok @inem_jogja. Narasi yang dibuat oleh wanita dengan riasan ala Punokawan dalam akun tiktok @inem_jogja. Video tiktok tersebut ramai mendapat komentar warganet.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, sederet akun media sosial lain juga turut menyebarkan video tersebut. Tak sedikit komentar yang menyayangkan sikap anak-anak dari lelaki tersebut.
Dalam postingan itu lelaki yang hidup sebatang kara tersebut mengaku berada di Padukuhan Pringsanggar, Kalurahan Purwodadi, Kapanewon Tepus, Gunungkidul. Setelah ditelusuri, ternyata lelaki dalam video itu bernama Satiman, warga Padukuhan Winangun, Kalurahan Purwodadi, Kapanewon Tepus.
Menanggapi adanya video viral yang viral tersebut, pamong kalurahan Purwodadi membantah narasi video tersebut. Mereka menilai akun tiktok tersebut memojokkan Pamong Kalurahan Purwodadi. Pasalnya apa yang disampaikan tidak sesuai dengan fakta yang ada.
Satiman, kakek yang diceritakan tinggal sebatang kara dan terlantar di Gunuungkidul. Foto: Tangkapan Layar TikTok/@inem_jogja
"Karena kenyatannya, semua berkebalikan dengan yang disampaikan dalam video tersebut," ujar Carik (Sekretaris Desa) Purwodadi, Menik Darmiyati, Kamis (16/9/2021).
ADVERTISEMENT
Menik menambahkan, sebetulnya saat ini Satiman masih memiliki istri bernama Watiyem dengan status keluarga mendapatkan bantuan rutin sembako. Tak hanya itu, mereka bahkan mendapat bantuan bedah rumah dari program Rumah Tapak Layak Huni (RTLH). Hanya saja Satiman pergi dari rumah tersebut karena terjadi perselisihan dengan istrinya.
"Istrinya sudah benar-benar tidak mau tinggal dengan Satiman," ungkapnya.
Usai cekcok dengan istrinya, Satiman pergi dari rumah dan tinggal dengan kerabatnya yang bersedia menampungnya. Namun selang beberapa waktu kemudian, terjadi perselisihan dengan pemilik rumah yang menampungnya.
Karena tidak ingin ketentraman warganya terganggu maka dukuh setempat membangunkan sebuah gubug (pondok) dibantu warga sekitar. Gubug tersebut berada di tanah kas Kalurahan.
"Kalau materialnya itu bantuan pak dukuh Winangun dan warga setempat. Jadi pemerintah dan warga sini tidak kurang-kurangnya membantu beliau," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Soal dikatakan anaknya tidak mengirim uang, ia membantahnya karena anaknya selalu rutin mengirimkan uang melalui anaknya yang lain yang tinggal di Nitikan Kapanewon Semanu. Menik juga menampik jika Satiman berpuluh-puluh tahun tidak bertemu anaknya.
Menik menyebut, bulan Juli lalu anaknya telah menemui Satiman. Anaknya memang belum kembali berkunjung menemui Satiman karena terkendala PPKM di mana terjadi banyak penyekatan
"Itu narasi sangat memojokkan kami Pamong Kalurahan. Seolah-olah kami abai," keluhnya.
Lurah Purwodadi Sagiyanto menambahkan, Satiman memang masih berstatus memiliki istri. Sebelum menikah dengan Watiyem, Satiman memang lama tinggal di Magelang dan memiliki istri serta dua orang anak. Tanpa alasan yang jelas, Satiman pulang ke Purwodadi dan menikah dengan seorang janda bernama Watiyem tersebut.
ADVERTISEMENT
"Beliau sebenarnya warga padukuhan Winangun. Cuma tinggal di tanah kas desa yang letaknya berbatasan antara Pringsanggar dan Winangun," katanya.