Warga Jogja Diminta Waspadai Hoax Jelang Pelantikan Presiden

Konten Media Partner
18 Oktober 2019 18:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aliansi Jogja Sehati saat melakukan orasi budaya di Titik Nol Kilometer, Jumat (18/10/2019). Foto: atx.
zoom-in-whitePerbesar
Aliansi Jogja Sehati saat melakukan orasi budaya di Titik Nol Kilometer, Jumat (18/10/2019). Foto: atx.
ADVERTISEMENT
Sejumlah tokoh lintas agama di Yogyakarta yang tergabung dalam Aliansi Jogja Sehati meminta masyarakat khususnya di Kota Gudeg mewaspadai masifnya berita-berita menyesatkan atau hoax jelang agenda pelantikan Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia 2019-2024 pada 20 Oktober mendatang.
ADVERTISEMENT
Para perwakilan elemen itu pun menggelar doa bersama pada Jumat (18/10/2019) disertai sejumlah pernyataan sikap dalam bentuk orasi budaya di Titik Nol Kilometer lalu berlanjut di monumen Tugu Jogja.
"Masyarakat harus berani melawan segala bentuk provokasi dan upaya mengadu domba oleh kelompok-kelompok antidemokrasi yang mencoba menyebarkan hoax jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden ini," ujar Sekretaris Aliansi Jogja Sehati, Apriyanto.
Pihaknya pun mengajak masyarakat untuk tak gampang percaya berita yang tak jelas sumbernya yang disebarkan secara masif terutama melalui media sosial. Terlebih yang berbau provokatif dan mengadu satu pihak dengan lainnya.
Dalam pernyataan sikap para peserta aksi damai juga mengajak warga untuk bersama-sama turut serta mendukung MPR serta aparat keamanan dalam rangka kesuksesan acara pelantikan yang bakal digelar di Gedung DPR/MPR di Jakarta awal pekan depan itu.
ADVERTISEMENT
“Rakyat bersatu, tak bisa ditipu, jangan mudah percaya berita hoax,” imbuhnya.
Salah satu tokoh lintas agama di Yogya yang juga Ketua Forum Persaudaraan Umat Beragama (FPUB), KH Abdul Muhaimin, mengatakan saat ini sudah banyak berita-berita yang tak jelas kebenarannya beredar di masyarakat. Dan celakanya, ada sebagaian masyarakat yang percaya dengan hoax-hoax tersebut.
“Intensitas hoax makin banyak dan massif jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden. Memprovokasi bahkan dengan mengaitkan agama,” tuturnya. (atx)