news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Wartawan Kena Pukul, Pemred Radar Jogja Pertanyakan Keramahan Jogja

Konten Media Partner
22 Oktober 2019 19:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pemukulan. Foto: Kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pemukulan. Foto: Kumparan.
ADVERTISEMENT
Guntur Aga Putra, wartawan dari Harian Radar Jogja, menjadi korban aksi kekerasan dan intimidasi yang dilakukan oleh suporter saat Liga 2 Indonesia antara PSIM Jogja vs Persis Solo di Stadion Mandala Krida, Senin (21/10/2019) kemarin. Ia dipukul oleh suporter di bagian tengkuk.
ADVERTISEMENT
Pemimpin Redaksi Harian Radar Jogja, Yogi Isti Pujiaji, angkat bicara terkait kasus yang menimpa salah seorang reporternya. Ia pun mempertanyakan keramahan warga Yogyakarta pasca kericuhan tersebut.
“Yang jelas saya menyesalkan kasus itu ya. Apalagi kerusuhan bola sudah berkali-kali di Jogjakarta. Katanya warga Jogja itu santun dan ramah. Tapi kok ga tampak pada diri suporter bola,” kata Yogi Isti Pujiaji, saat dihubungi, Selasa (22/10/2019).
Menurutnya, sudah seharusnya warga Yogyakarta menunjukkan arti keramahtamahan yang sesungguhnya. Ia menyayangkan kejadian ini lantaran ini bukan kali pertama kericuhan suporter terjadi di Yogyakarta. Bahkan, kericuhan ini menimbulkan korban luka dan pembakaran kendaraan milik dinas kepolisian.
“Dimana keramahtamahan Jogja??” sesalnya.
Ia pun menuntut sanksi yang tegas untuk para pelaku kekerasan pada pekerja pers. Menurutnya, kinerja aparat kepolisian telah maksimal. Namun, ia tetap mendesak aparat untuk mengusut kasus tersebut secara tuntas.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, aksi suporter pada Liga 2 Indonesia antara PSIM Jogja vs Persis Solo telah melanggar Pasal 351 sampai 358 KUHP tentang penganiayaan. Tak hanya itu, aksi suporter juga melanggar UU Pers lantaran menghalang-halangi kerja jurnalis.
“Apalagi ada intimidasi. Ada paksaan untuk menghapus foto. Itu sama saja ada upaya menghilangkan alat bukti atas kejahatan yang terjadi,” ujarnya.
Hingga kini, pihaknya masih berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk menindaklanjuti kasus kekerasan ini. Tak hanya melapor ke pihak kepolisian yang dalam hal ini Polda DIY dan Dewan Pers, pihaknya berencana akan mengajukan protes pada PSSI dan Panitia Pelaksana.
Lebih lanjut, pihaknya berharap kejadian anarkis ini tidak terulang karena mampu mencoreng citra Yogyakarta. Terutama oleh suporter bola yang seharusnya menjunjung tinggi sportivitas.
ADVERTISEMENT
“Jangan sampai citra dan keramahtamahan Jogja tercoreng gara-gara ulang (ulah) segelintir orang krn tindak anarkistis. Apalagi oleh suporter bola. Seharusnya mereka menjunjung tinggi sportivitas,” tutupnya.
Sebelumnya, 2 wartawan asal Yogyakarta mendapatkan kekerasan dan intimidasi pada Liga 2 Indonesia antara PSIM Jogja vs Persis Solo di Stadion Mandala Krida. Adalah Guntur Aga Putra, wartawan dari Harian Radar Jogja dan Budi Cahyono, jurnalis foto dari Goal Indonesia. Bahkan Budi Cahyono diintimidasi oleh salah seorang pemain dari PSIM, Achmad Hisyam Tolle. Tolle langsung menghampiri Budi dan meminta foto-fotonya untuk segera dihapus.