news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Wisma Wanagama Tak Lagi Digunakan untuk Karantina COVID-19

Konten Media Partner
4 Agustus 2020 17:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wisma Fakultas Kehutanan milik Universitas Gadjah Mada (UGM), yang akan dijadikan tempat isolasi. Foto: Erfanto/Tugu Jogja.
zoom-in-whitePerbesar
Wisma Fakultas Kehutanan milik Universitas Gadjah Mada (UGM), yang akan dijadikan tempat isolasi. Foto: Erfanto/Tugu Jogja.
ADVERTISEMENT
Penggunaan Wisma Wanagama di Kapanewon Playen, Gunungkidul untuk karantina warga Gunungkidul yang masuk kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) dinyatakan reaktif dalam rapid test yang mereka ikuti ternyata sudah berakhir. Kontrak antara pemerintah Gunungkidul dengan UGM telah berakhir 31 Juli 2020 kemarin.
ADVERTISEMENT
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Eddy Basuki, mengatakan pemanfaatan Wisma Wanagama sebagai tempat karantina tidak gratis namun dilakukan dengan sistem sewa. Pada bulan pertama, Pemkab Gunungkidul mengeluarkan biaya sewa sebesar Rp 103 juta.
"Dan di bulan berikutnya, terdapat diskon sekitar Rp 52 juta," ujarnya, Selasa (4/8/2020).
Berdasarkan Nota Kesepahaman atau MoU, Wisma Wanagama digunakan sebagai tempat karantina hingga akhir Juni. Kemudian diperpanjang lagi hingga 31 Juli kemarin, dan nampaknya pemilik wisma tidak memperpanjang lagi.
Pihak UGM sendiri sudah menyampaikan bahwa Wisma Wanagama akan digunakan untuk kegiatan internal pada September nanti. Sejak awal kerjasama penggunaan Wisma Wanagama sebagai tempat karantina hanya berlangsung selama sebulan.
Informasi selengkapnya klik di sini.
"Penggunaannya sendiri efektif dilakukan sejak pertengahan Mei lalu," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Karena masa kesepakatan berakhir, UGM memberikan waktu transisi selama sepekan pada Pemkab Gunungkidul. Jeda waktu ini digunakan pemkab untuk mengosongkan barang-barang milik Pemkab yang digunakan selama karantina warga reaktif tersebut.
Dinas Kesehatan Gunungkidul saat ini sedang mencari alternatif atau pengganti dari Wisma Wanagama. Salah satu opsinya adalah Puskesmas, selain RSUD Saptosari. Dan kemungkinan dalam minggu ini akan ditentukan lokasi penggantinya.
Terpisah, Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty, membenarkan bahwa saat ini pihaknya masih mencari Puskesmas yang mampu menampung pasien reaktif Rapid Test. Dewi mengatakan hingga Minggu (2/8/2020) kemarin, masih ada 7 pasien yang menjalani karantina di Wisma Wanagama.
"Masa transisi ini pun digunakan untuk mencari lokasi baru. Puskesmas menjadi alternatif yang kami pilih untuk dijadikan sebagai lokasi karantina baru," kata Dewi.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Direktur RSUD Saptosari, Eko Dharmawan mengatakan, saat ini RSUD Saptosari sebenarnya sudah beroperasi. Mereka bukan lagi merawat warga yang reaktif dalam rapid test namun justru telah merawat pasien positif Covid19.
"Kami sekarang merawat 14 orang," ungkapnya.