Konten Media Partner

Yogyakarta Miliki 218 Kelurahan dan Desa Tangguh Bencana

14 Desember 2018 21:35 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yogyakarta Miliki 218 Kelurahan dan Desa Tangguh Bencana
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kelurahan tangguh bencana (Katana) maupun desa tangguh bencana (Destana) fokus programnya adalah edukasi, selain menjadi lembaga yang membantu BPBD menangani kedaruratan saat terjadi bencana. Indikator keberhasilan katana maupun destana adalah hadirnya kemandirian dalam penanganan bencana oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, saat melakukan kunjungan kerja ke kelurahan Giwangan, Yogyakarta dan Desa Wonokromo, Bantul, Jumat, (14/12/2018).
"Fokus Katana dan Destana serta Sekolah Siaga Bencana adalah mengajak masyarakat belajar tentang penanggulangan bencana agar siap hadapi segala resiko yang ditimbulkan akibat bencana," kata Eko.
"Alhamdulillah saat ini sudah ada 15 Katana, diantaranya Giwangan, Warungboto, Pandeyan, Bausasran, Sosromenduran, Mantrijeron, Brontokusuman dan berbagai wilayah lain. Kita akan terus kerja keras wujudkan Katana dan msayarakat yang tangguh," lanjutnya.
Di dalam kunjungan kerja ini, rombongan Komisi A DPRD DIY berdialog dengan perwakilan pengurus Katana dan Destana. Eko menambahkan sesuai dengan aturan yang ada, pembentukan katana dan destana sesuai peta kerawanan bencana disetiap wilayah.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, secara bertahap dilakukan pembentukan kelurahan dan desa tangguh bencana serta sekolah siaga bencana dilakukan secara bertahap.
Ia mengungkapkan, pemerintah Kota Yogyakarta juga telah memfasilitasi Katana serta Dinas Sosial menyalurkan APBN untuk Kampung Siaga Bencana. Sesuai data yang ada, hingga kini ada 218 kelurahan dan desa tangguh bencana.
"Targetnya semua wilayah bisa tangguh hadapi bencana. Ada kesiapsiagaan, kita berdoa agar tidak terjadi bencana di DIY ke depan tapi saat ada bencana rakyat sudah siap, mandiri hadapi bencana," paparnya.
"Kita juga perlu memperkuat sinergi Katana, Destana, KTB, KSB dan SSB agar makin berperan dalam pendidikan kebencanaan bagi masyarakat," sambungnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta, Heri Wahyudi, menjelaskan ada beberapa potensi bencana yang mengancam di wilayah kota.
ADVERTISEMENT
"Mengingatkan masyarakat dengan edukasi langsung, ada ancaman bencana di sungai. Kalau melihat peta kawasan rawan bencana, sepanjang bantaran sungai di Yogyakarta perlu waspada," ujarnya.
Ancaman lain adalah banjir di perkotaan karena adanya hambatan penumpukan sampah. Berkait hal ini, dirinya berharap agar warga tidak buang sampah sembarangan.
"Ayo tertib buang sampah, jangan mengambil pasir dan membuang sampah ke sungai," kata Heri Wahyudi.
Di tahun 2019, sesuai anggaran di APBD ada alokasi untuk bisa wujudkan 25 desa dan kelurahan tangguh bencana di 2019 baik yang bersumber APBD DIY maupun APBD Kabupaten se-DIY dan dan diharapkan 10 destana atau katana lagi dengan perubahan APBD 2019. (Nadhir Attamimi/adn)