7 Fakta Pertandingan Panas Persebaya vs Arema FC yang Bikin Blitar Mencekam

Konten Media Partner
19 Februari 2020 12:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Arema FC  berebut bola dengan Pemain Persebaya. Foto: Dani Kristian/tugumalang.id
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Arema FC berebut bola dengan Pemain Persebaya. Foto: Dani Kristian/tugumalang.id
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID - Semifinal Piala Gubernur Jatim 2020 yang mempertemukan, Arema FC dan Persebaya Surabaya, Selasa (18/2) di Stadion Soepriyadi, Blitar, berjalan panas, bahkan sebelum pertandingan dimulai.
ADVERTISEMENT
Rivalitas kedua supporter pun disoroti pihak keamanan sehingga membuat Polres Blitar Kota cukup kelabakan untuk menghadang kedua supporter agar tidak bertemu dan menghasilkan gesekan. Hingga Selasa malam, Kota Blitar mencekam karena oknum supporter membakar motor dan menjarah warga sekitar stadion.
Pertandingan yang digelar pada Selasa (18/02/2020) kemarin inipun tak kalah panas dari atmosfer luar stadion. Wasit Fariq Hitabba yang memimpin jalannya pertandingan total mengeluarkan 11 kartu kuning dan 2 kartu merah, menandakan kerasnya laga tersebut.
Berikut 7 fakta tentang laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya yang membuat Kota Blitar mencekam.

1. Venue Semifinal Mendadak Dipindahkan ke Stadion Soepriadi Blitar

Seusai babak penyisihan grup A dan grup B, 4 tim memastikan lolos diantaranya Persija, Arema FC, Madura United, dan Persebaya. Persija yang merupakan juara grup B bertemu Madura United yang menjadi runner-up grup A.
ADVERTISEMENT
Sementara Arema FC yang merupakan runner-up grup B bersua dengan Persebaya yang memuncaki klasemen grup A.
Namun, jelang semifinal manajemen Persebaya tidak setuju jika laga semifinal digelar di stadion Kanjuruhan Kepanjen. Padahal sebelum gelaran ini dimulai, sudah disetujui seluruh tim jika semifinal akan dilaksanakan di Malang.
"Padahal Januari lalu saat manajemen meeting seluruh tim peserta setuju semifinal di Malang. Karena ketika semua tim ditawari jadi tuan rumah, hanya Arema dan Madura yang siap," ucap Media Officer Arema FC, Sudarmaji pada Minggu (16/02/2020).
Tentu kejadian ini membuat Arema FC kecewa, karena kejadian di 2013 kembali terulang. Saat itu laga semifinal yang akan digelar di Kanjuruhan dibatalkan dan dipindahkan ke Surabaya.
"Saat itu Arema sportif menerima keputusan itu, padahal harapannya semua tim bisa mencontoh sikap Arema di 2013 lalu," jelasnya.
ADVERTISEMENT

2. Jelang Pertandingan, Kota Blitar Mencekam

Jelang Pertandingan antara Singo Edan yang bentrok dengan Bajol Ijo, suasana Kota Blitar tampak mencekam. Banyak tempat usaha tutup setelah mendapat himbauan dari Polres Blitar Kota.
Bahkan sejumlah sekolah diliburkan atau pulang lebih awal agar siswanya tidak terjebak kerusuhan. Jalan-jalan kota nampak sepi, hanya beberapa kendaraan taktis dan personel pengamanan yang memblokade jalan.
Para warga memilih bertahan di dalam rumah masing-masing untuk berlindung dari ancaman kedua supporter yang kapan saja bisa bentrok.
Salah seorang warga bernama Rusmini mengatakan jika kedua supporter sudah mulai berdatangan sejak Senin malam. Ia mengaku ketakutan dan memilih tidak bepergian hari itu.
"Ya sebenarnya takut karena kedua supporter sudah berdatangan ke Blitar sejak kemarin (Senin) malam," jelas Rusmini pada Selasa (18/02/2020).
ADVERTISEMENT

3. Kepolisian Kerahkan 1000 Personel Pengamanan

Polisi saat mengamankan supporter yang hendak masuk ke dalam Stadion. Foto: rizal adhi pratama/tugumalang.id
Demi menjaga keamanan selama gelaran semifinal Piala Gubernur Jatim 2020 pada Selasa (18/02/2020) di Stadion Soepriadi. Gabungan personel keamanan dari unsur TNI, Kepolisian, Brimob, dan Satpol PP dikerahkan untuk menjaga keamanan kota dan wilayah stadion.
Kapolres Blitar Kota, AKBP Leonard Sinambela mengatakan jika ditambah dari bantuan pasukan daerah tetangga, ada sejumlah 1.000 pasukan yang turun langsung ke Kota Blitar.
Hal ini dilakukan untuk mencegah kedua supporter tidak bertemu langsung sehingga menciptakan gesekan. "Yang kita lakukan jangan sampai Aremania dan Bonek Mania sampai bertemu," jelasnya.

4. Kepolisian Bagikan 400 Nasi Bungkus Untuk Bonek Mania

Selama mengamankan jalannya pertandingan, Polres Blitar Kota juga membagikan sejumlah 400 nasi bungkus untuk Bonek Mania yang sudah terlanjur datang ke Kota Blitar.
ADVERTISEMENT
Tujuannya agar mereka memberikan respek pada petugas pengamanan sehingga meminimalisir terjadinya gesekan dengan petugas. "Kita kedepankan dulu pendekatan humanis pada mereka ini," jelas Kapolres Blitar Kota, AKBP Leonard Sinambela pada Selasa (18/02/2020).
Leo mengatakan jika ia membagikan nasi karena mengetahui jika kebanyakan Bonek datang tanpa membawa uang. "Kebanyakan dari mereka bahkan ada yang datang tanpa membawa uang sepeserpun, tapi bagaimana mereka bisa kemari, ya dengan menumpang truk-truk itu," jelasnya.

5. Sejumlah 7 Kendaraan Bermotor Milik Warga Dibakar Bonek Mania

Sejumlah 7 bangkai motor ditemukan terbakar di Jalan Kalibrantas membuat jalan tersebut ditutup total. Kabarnya motor tersebut milik warga yang kebetulan berplat N namun dibakar oleh oknum Bonek Mania yang mengira itu motor Aremania.
ADVERTISEMENT
Kapolres Blitar Kota, Leonard Sinambela mengakui memang ada pembakaran motor yang terjadi di wilayahnya.
"Ya memang ada kejadian (pembakaran) tersebut, masih kita selidiki sampai sekarang," jelas AKBP Leonard pada Selasa (18/02/2020).

6. Pertandingan Berjalan Keras Menghasilkan 11 Kartu Kuning dan 2 Kartu Merah

Pertandingan antar Arema FC dan Persebaya Surabaya berjalan tak kalah panas dari kondisi luar stadion. Buktinya total 11 kartu kuning dan 2 kartu merah terlahir dari pertandingan Selasa (18/02/2020) sore di Stadion Soepriadi Blitar ini.
Pertama Bauman yang harus mandi terlebih dulu setelah diganjar kartu merah setelah menendang Aburizal Maulana di menit 17. Kartu merah kedua giliran Aburizal Maulana setelah menerima kartu kuning kedua karena mengganjal kaki Yudo dari belakang di menit 60.
ADVERTISEMENT
Namun Gomez tidak ingin menyalahkan para pemainnya yang bermain kasar lantaran masih pra musim. "Banyak kartu kuning itu normal dalam permainan, dan kartu merah hanya kesalahan pemain bukan dari gaya permainan," jelasnya.
Terakhir Gomez mengatakan jika nantinya jumlah kartu kuning akan berkurang setelah skema yang ia inginkan sudah berjalan.
"Normal jika para pemain mendapatkan kartu kuning saat latihan pressing, kalau kondisi mereka sudah 100 persen fit maka kartu kuning akan berkurang. Saat kondisi sudah fit maka jumlah kartu akan lebih sedikit," tutupnya.

7. Singo Edan Harus Akui Keunggulan Bajol Ijo 4-2

Laga panas antara Arema FC melawan Persebaya pada Selasa (18/02/2020) di Stadion Soepriadi Blitar berkesudahan dengan skor 4-2 untuk keunggulan Bajol Ijo. Gol Arema FC dicetak Johan Ahmad Alfarizi di menit ketiga dan Elias Alderete di menit 72.
ADVERTISEMENT
Sementara gol Persebaya Dicetak David Da Silva di menit 27 dan 69 lewat kaki pemain Brazil ini. Sementara Mahmod Eid dan Irfan Jaya masing-masing menyumbang satu gol di menit 45 dan 51.
Selepas pertandingan, Mario Gomez mengakui jika kartu merah di menit awal membuyarkan permainan anak asuhannya. "Bisa dilihat menit awal permainan kita bagaimana (bagus), dan bagaimana setelah karu merah (jelek)," jelasnya.
Namun ia tidak merisaukan hasil ini, karena Piala Gubernur Jatim 2020 hanya pre season. "Yang sebenarnya adalah awal Liga 1 nanti," tutupnya.
Reporter : Rizal Adhi Pratama