Aksi Cat Ulang Wujud Perlawanan Terhadap Vandalisme

Konten Media Partner
2 Mei 2019 18:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi cat ulang yang dilakukan masyarakat di Kota Malang. Cat ulanng ini digelar dalam rangka melawan aksi vandalisme yang dilakukan oleh sekelompok pemuda berbaju hitam.(foto dokumen)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi cat ulang yang dilakukan masyarakat di Kota Malang. Cat ulanng ini digelar dalam rangka melawan aksi vandalisme yang dilakukan oleh sekelompok pemuda berbaju hitam.(foto dokumen)
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID-Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang mengapresiasi atas apa yang dilakukan masyarakat dalam aksi pengecatan ulang bangunan cagar budaya Kamis (2/5/2019) siang. TACB beranggakan kalau aksi cat ulang tersebut merupakan wujud perlanan terhadap vandalisme.
ADVERTISEMENT
Komunitas yang terdiri dari Es Teh Anget, Ansor NU, ASLI Malang, dan Musik Malang Bersatu Indonesia itu melakukan inisiatif pengecatan ulang setelah sebelumnya fasilitas publik yang termasuk bangunan cagar budaya tersebut menjadi korban vandalisme oleh kelompok orang berbaju hitam.
"Setelah kemarin terjadi hal yang kurang menyenangkan, kurang baik, baik dari estetika kota maupun kepedulian bangunan cagar budaya, hari ini saya mengapresiasi teman-teman yang dengan sukarela melakukan kepedulian luar biasa, memberikan kontribusi luar biasa. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Kota Malang tidak rela kalau kotanya dicorat-coret," terang Sekretari TACB, Agung H Bhuana.
"Itu artinya mereka menyadari bahwa keindahan kota adalah bagian dari kotanya sendiri. Oleh itu, teman-teman berharap tidak akan terulanh kembali untuk masa yang akan datang. Karena bagaimanapun juga kita sebagai kota yang merupakan tujuan wisata, maka harus bisa memberikan layanan tampilan kota yang menarik dan baik untuk dikunjungi," lanjut pria yang menjabat sebagai Kasi Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang itu.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Koordinator Aksi Hendra Wijaya mengungkapkan bahwa aksi itu sebenarnya adalah sebagai rasa kepedulian."Ini rasa kepedulian kita terhadap cagar budaya yang kita lestarikan selama ini. Istilahnya ada sedikit tisak terima dengan aksi teman-teman yang demo. Sebenarnya bukan anti demo, sebenarnya mendukung. Tapi ketika kegiatan mereka berubah jadi aksi vandalisme-anarkisme itu akan kita perangi," beber Hendra.
Ia menyatakan bahwa aksi vandalisme itu akan lebih bijak jika disikapi secara positif, tidak dengan mencemooh di media sosial.
"Kami mencoba mencari aksi lain yang intinya untuk aksi nyata. Daripada menbully tidak ada solusi apa-apa," tandasnya.
Reporter: Gigih Mazda
Editor : Irham Thoriq