Alasan Kenapa Awal Tahun Demam Berdarah Mencapai Puncaknya

Konten Media Partner
2 Maret 2019 15:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi demam berdarah. (Foto: mims)
TUGUMALANG.ID - Dalam dua bulan terakhir, persebaran wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Malang mengalami peningkatan. Jika selama 12 bulan pada tahun 2018 lalu angka kesakitan atau incident rate (IR) sebanyak 29 per 100.000 penduduk. Sedangkan dalam waktu dua bulan tahun ini saja, jumlahnya sudah mencapai 13,9 per 100.000 penduduknya.
ADVERTISEMENT
Untuk diketahui, jika IR pada dua bulan ini adalah 13,9 per 100.000 ribu penduduk, jika mengasumsikan total jumlah penduduk Kabupaten Malang sebanyak 2,5 juta jiwa, maka perkirakan angka pesakitan itu adalah sebanyak 347,5 kasus yang ditangani baik di rumah sakit atau puskesmas di Kabupaten Malang.
Meski begitu, peningkatan jumlah penderita DBD pada awal tahun ini tetap dimaklumi oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Ratih Maharani."Jadi memang awal tahun memang selalu menjadi tinggi-tingginya (sakit DBD)," ujar Ratih. Dirinya menuturkan bahwa jumlah incident rate sebanyak 13,9 hingga Februari ini masih belum semuanya divalidasi."Tapi itu belum semuanya divalidasi, jadi mungkin jumlahnya lebih sedikit daripada itu," sambungnya.
Tak hanya itu, dirinya juga mengungkapkan bahwa angka fatalitasnya masih di bawah angka batas maksimal yang dianjurkan dari Kementerian Kesehatan. "Karena case fatality rate (CFR) -nya masih di bawah satu persen. Kita hingga Februari ini hanya 0,8 persen. Jadi sebenarnya masih aman," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan pada bulan Januari dan Februari memang jumlah orang yang menderita Demam Berdarah Dengue (DBD) lebih banyak jika dibandingkan bulan-bulan yang lainnya. "Sebab itu curah hujannya begitu tinggi, jadi banyak genangan air jernih yang mana nyamuk Aedes Aegypty bisa berkembang biak," ujarnya.
Ia menyatakan bahwa kenaikan itu diperkirakan mulai terjadi pada bulan September di mana telah masuk musim penghujan. "Jadi September mulai naik, dan Januari-Februari ini adalah puncaknya. Kemudian Maret ini diperkirakan jumlahnya mulai turun," beber perempuan asli Malang tersebut.
Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Kabupaten Malang, Chairiyah mengungkapkan bahwa pencegahan paling efektif untuk meminimalisir itu adalah dengan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus. Yakni menguras, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang kembali barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
ADVERTISEMENT
"Tapi itu harus dilakukan serentak dan berkesinambungan paling tidak dalam radius 200 meter," ujar perempuan yang akrab disapa Chair tersebut. Radius tersebut merupakan jangkauan maksimum yang bisa ditempuh terbang oleh nyamuk. Dirinya juga menuturkan hal itu akan percuma jika dilakukan oleh individu saja. "Sebab jika satu rumah membersihkan tetapi rumah lain tidak ya percuma saja, nyamuk tetap berkembang biak," terangnya.
Selain itu, pengecekan terhadap tempat-tempat dan tindakan PSN itu juga harus rutin dilaksanakan dalam kurun waktu seminggu sekali. Ini untuk mengantisipasi Demam Berdarah Dengue (DBD)."Sebab siklus nyamuk ini berkisar 7-10 hari dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa. Jadi harus rutin untuk memotong siklus tersebut," tandasnya.
Reporter : Gigih Mazda
ADVERTISEMENT
Editor : Irham Thoriq