Angkatan Kerja Kota Malang Meningkat 0,74 Persen, Lulusan SD Tertinggi

Konten Media Partner
6 Januari 2020 13:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi angkatan kerja dan buruh pabrik. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi angkatan kerja dan buruh pabrik. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID - Badan Pusat Statistik Kota Malang membeberkan bahwa angkatan kerja di Kota Malang mengalami peningkatan sebesar 0,74 persen pada periode Agustus 2018 hingga Agustus 2019. Artinya, Kota Malang mengalami penambahan 3,4 ribu orang angkatan kerja menjadi 458,22 ribu orang.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, pihak BPS menyatakan bahwa lulusan SD menjadi jumlah angkatan kerja terbanyak pada periode tersebut.
Namun jumlah angkatan kerja tidak cukup untuk mengangkat Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Pada Agustus 2019, TPAK mengalami penurunan menjadi 65,89 persen dari Agustus 2018 yakni 65,94 persen.
Meski TPAK mengalami penurunan, penyerapan tenaga kerja menunjukan hal yang positif. BPS memaparkan bahwa pada Agustus 2019 bertambah 6.500 orang dari Agustus 2018 menjadi 430.552 orang yang bekerja.
Jumlah angkatan kerja teringgi dialami oleh penduduk dengan pendidikan SD ke bawah. Yakni sebanyak 102,95 orang pada periode Agustus 2019, hal ini mengalami penurunan jika dibanding Agustus 2018 yakni sebanyak 110.495 orang.
“Mengapa tinggi? Karena kebanyakan lulusan SD mau bekerja apa saja,” Ujar Kepala BPS Kota Malang, Drs Sunaryo, M.Si, pada Kamis (2/1/2019).
ADVERTISEMENT
Sementara angkatan kerja terendah dialami oleh penduduk dengan lulusan Diploma baik Diploma I, II maupun III. Yakni pada Agustus 2019 18.785 dan pada Agustus 2018 pada 17.632 orang. Angkatan kerja SMP pada Agustus 2019 56.977 pada Agustus 2018 65.410. Angkatan Kerja SMA pada Agustus 2019 71.915 pada Agustus 2018 86.597. Angkatan kerja SMK pada Agustus 2019 82.049 Agustus 2018 95.070 dan Universitas pada Agustus 2019 98.692 pada Agustus 2018 107.342.
“Lulusan SMA-SMK dan perguruan tinggi mendapatkan angka pengangguran yang cukup tinggi. Ini sudah diketahui sehingga dijadikan sebagai pembuatan kebijakan,” tutup Sunaryo.