Aremania Bawa Keranda dalam Aksi Solidaritas untuk Tragedi Kanjuruhan

Konten Media Partner
20 Oktober 2022 14:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi Aremania membawa keranda turun ke jalan sebagai bentuk solidaritas Tragedi Kanjuruhan. Foto/M Sholeh
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Aremania membawa keranda turun ke jalan sebagai bentuk solidaritas Tragedi Kanjuruhan. Foto/M Sholeh
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MALANG – Aksi solidaritas untuk para korban Tragedi Kanjuruhan masih terus berdatangan. Kali ini, Aremania turun ke jalan di Alun-alun Tugu Kota Malang pada Kamis (20/10/2022). Dalam aksi itu, Aremania membawa keranda hingga poster tuntutan pengusutan kasus yang menewaskan 133 orang itu.
ADVERTISEMENT
Ratusan Aremania itu bergerak dari Stadion Gajayana, Kota Malang, dilanjutkan long march menuju Alun-alun Tugu Kota Malang. Di Alun-alun Tugu, mereka melakukan aksi diam serentak selama sekitar 60 menit, suasana jadi hening.
Selain itu, sebagai bentuk protes, mereka membentangkan spanduk yang berisi berbagai tuntutan mereka atas tragedi yang terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu itu. Spanduk itu dibentangkan hingga diletakkan terbentang di jalanan Alun-alun Tugu Kota Malang.
Aneka macam tulisan ada pada spanduk tersebut, di antaranya "Usut Tuntas," "Aksi Ini Ditunggangi Hati Nurani," "Dibayar Rakyat, Membunuh Rakyat," "Revolusi PSSI," "Buktikan Ideologis Negara Ini," hingga "Aku Gapapa, Tapi Temanku Meninggal Sia-Sia".
Kemudian juga ada spanduk bertuliskan kerinduan seorang ayah dan ibu yang ditinggal anaknya dalam Tragedi Kanjuruhan. "Anakku Hanya Melihat Sepakbola, Ayah Ibu Kangen Nak," bunyi poster itu.
ADVERTISEMENT
Sebuah keranda juga dihadirkan dalam aksi itu sebagai bentuk duka mendalam atas jatuhnya ratusan korban jiwa. Keranda itu kemudian diletakkan di jalanan Alun-alun Tugu Kota Malang.
Ratusan peserta aksi berpakaian hitam itu kemudian menyanyikan lagu Bagimu Negeri. Dilanjutkan gema yel yel Salam Satu Jiwa hingga lagu-lagu sindiran terhadap PSSI. Mereka kemudian membubarkan diri secara serentak meninggalkan Alun-alun Tugu Kota Malang.
Sebagaimana diketahui, Tragedi Kanjuruhan telah menewaskan 133 korban jiwa dan 611 korban luka-luka. Drama lempar tanggungjawab petinggi lembaga juga mewarnai proses pengusutan Tragedi Kanjuruhan ini.