Atasi Murid Bosan Belajar Daring, Arya Dega Membuat Silabus Akting dan Framing

Konten Media Partner
22 Februari 2021 20:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arya Dega. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Arya Dega. Foto: dok
ADVERTISEMENT
MALANG - Kebutuhan belajar online di masa pandemi ini menjadi kebutuhan primer karena pelaksanaan belajar mengajar konvensional yang belum bisa diterapkan. Namun, sistem belajar online ini dinilai membuat anak cepat bosan, karena si anak hanya menatap layar laptop atau ponselnya saja.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, aktivis drone sekaligus influencer drone, Arya Dega, membuat inisiatif berupa evolusi belajar online untuk menarik perhatian siswa melalui akting dan framing.
Awalnya, dia membuat metode ini karena melihat anaknya yang masih SMP tidak bisa berkonsentrasi saat belajar online. "Awalnya saya itu terinspirasi dari anak saya sendiri. Saya lihat anak saya yang SMP kok beda saat belajar online sama belajar konvensional di kelas. Dia kok hanya 25 persen mengerti tentang pelajaran yang dijelaskan gurunya secara online," terangnya, pada Senin (22/02/2021).
Saat ditanya kepada orang tua murid, ternyata permasalahan ini juga dialami anak-anak lainnya. "Saat saya tanyakan ke orang tua murid lainnya ternyata hampir semua memiliki masalah yang sama. Kendalanya anak-anak ini sulit menyerap pelajaran dari gurunya saat diterangkan secara online," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Saat dia mengikuti sesi belajar online anaknya, dia akhirnya menemukan akar permasalahan dalam sistem belajar online. "Saya ingin tahu, sambil diam-diam ndengerin di belakang anak saya bagaimana guru itu mengajar. Akhirnya saya mendapat poin-poin yang tidak dimiliki oleh guru. Dan poin-poin ini yang saya dapatkan saat belajar di sanggar Teater Populer peninggalan Alm Pak Teguh Karya, yaitu ilmu akting," ujarnya.
"Bahwa sebenarnya ilmu akting ini penerapannya sangat luas, tidak hanya untuk menjadi bintang film atau orang terkenal. Tapi akting justru artinya untuk mengenal diri sendiri," sambungnya.
Membuat sistem belajar daring yang disiarkan live, menurutnya memiliki kesulitan lebih tinggi daripada mengajar lewat YouTube.
"Banyak yang saya lihat orang yang aktingnya bagus di video YouTube atau film, tapi itukan sudah masuk proses editing. Sementara yang terjadi sekarang sudah tidak masuk proses editing, karena live atau disiarkan langsung. Hal-hal seperti itulah yang biasa membuat orang grogi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, mencoba menguasai trik-trik akting dan framing kamera itu penting. "Anak-anak K12 (SD-SMP) itu cenderung masih memiliki keinginan untuk bermain, tapi juga memiliki keinginan untuk nonton film atau hiburan dan mereka tau menarik atau tidak itu dari framing, kalau yang mereka lihat itu tidak menarik, yaudah 5 menit mereka ngantuk," sebutnya.
"Saya lihat (belajar daring) ini berjalan serentak dari awal, sehingga tidak ada standarisasi," ujarnya.
Oleh karena itu, pria yang juga seorang gadget reviewer ini, membuat silabus untuk mengenal apa itu akting dan framing, mengetahui apa yang perlu dilakukan ketika murid bosan.
Selain membuat silabus, Arya Dega juga membuat pelatihan kepada guru-guru terkait akting dan framing dalam mengajar online.
ADVERTISEMENT
"Awalnya saya itu dikontak salah satu penyelenggara pelatihan di Surabaya. Mereka tanya apa saya bisa mengajar ke guru-guru. Saya kaget, tapi mereka bilang lihat dari YouTube dan Instagram kalau presentasi saya enak. Saya bilang itu karena sudah masuk editing, tapi kalau live nanti pasti beda," paparnya.
"Tapi mereka bilang dicoba saja, akhirnya waktu dicoba pertama kali acara ini 2 jam nonstop. Semua yang sudah saya terapkan selama ini saya share semua, dan pesertanya full waktu itu dibatasi 20 orang saja. Dan itu dilaksanakan 2 kali dengan peserta yang berbeda," sambungnya.
"Waktu saya tanya ke panitia, ternyata feedback-nya positif, dan teman-teman peserta itu minta lagi. Akhirnya dilaksanakan lagi karena demand-nya banyak, dan peserta mengatakan banyak perubahan dan murid-muridnya akhirnya mau memperhatikan saat belajar daring," pungkasnya.
ADVERTISEMENT