Bahas Musim Hujan, 31 Juru Kunci Candi se-Malang Raya Gelar Pertemuan

Konten Media Partner
18 Desember 2019 16:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Candi Jago yang berada di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. (Foto: Rizal Adhi/Tugumaland.id)
TUGUMALANG.ID – Suasana tak biasa terlihat di Situs Candi Jago, Desa Ronggowuni, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang Rabu (18/12/2019) pagi. Bagaimana tidak, pagi itu, sebanyak 31 juru kunci candi-candi se-Malang Raya tengah menggelar pertemuan untuk fokus membahas musim penghujan yang sekarang telah datang.
ADVERTISEMENT
“Ini mulai dari Gunung Semeru ada, dari Kasembon ada, dari Karangkates ada. Pokoknya dari Malang datang semua, total ada 31 orang,” terang Koordinator Wilayah Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Malang, Jayadi.
Ia mengungkapkan bahwa sebenarnya acara pertemuan tersebut merupakan gelaran rutin yang dilakukan oleh para juru kunci candi di kawasan Malang Raya dan sekitarnya setiap tiga bulan sekali.
Jayadi menjelaskan, jika tujuan acara pertemuan itu adalah untuk membahas upaya yang akan dilakukan agar candi tetap terawat saat memasuki musim hujan.
Para juru kunci candi-candi se-Malang Raya mengadakan pertemuan di Candi Jago. (Foto: Rizal Adhi/Tugumalang.id)
“Kalau hujan kan banyak lumut. Jadi harus segera dibersihkan jika mulai tumbuh seperti ini,” jelasnya sambil menunjuk salah satu sisi Candi Jago yang mulai berlumut karena hujan yang mulai turun di wilayah Malang.
ADVERTISEMENT
Selain karena memang untuk merawat situs peninggalan adalah kewajiban setiap warga negara, menurutnya hal ini juga demi menjaga prestasi sebagai sebagai juara tingkat nasional pelestarian candi selama 2 tahun berturut-turut.
Tak hanya itu, Jayadi juga mengungkapkan jika diadakannya acara ini juga untuk memperbaiki miskomunikasi tentang keberadaan candi di Ampel Gading adalah candi Jawar.
“Jadi untuk meluruskan bahwa yang di Ampelgading (nama kecamatan di Kabupaten Malang, red) itu candi Jawar, bukan candi Jawar Ompong,” ungkapnya.
Ia menambahakan jika miskomunikasi itu menjadi ‘alarm’ bahwa mereka harus jeli terhadap semua informasi.
“Bahwa semua yang di upload di google tidak 100% asli,” imbuhnya.
Para juri kunci ini sendiri berharap agar Pemerintah Daerah (Pemda) membantu memenuhi setiap kekurangan-kekurangan yang ada di situs. Lalu untuk masyarakat agar juga ikut merasa memiliki dan melestarikan situs.
ADVERTISEMENT
“Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang mencintai dan menjunjung tinggi nilai sejarahnya,” tutup Jayadi.
Reporter : Rizal Adhi Pratama