Berbagi Kebaikan Berupa 210 Paket Sembako untuk Pekerja Harian di Malang Raya
ADVERTISEMENT
MALANG-Jumat (22 Mei 3020) menjadi hari yang sibuk bagi kru tugumalang.id. Ya, total ada 210 paket sembako plus uang tunai yang dibagikan kepada Usaka Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan pekerja harian yang terdampak COVID-19 di Malang Raya.
ADVERTISEMENT
Bantuan tersebut merupakan bantuan dari DCODE yang bekerjasama dengan kumparanderma. Untuk di Malang, distribusi bantuan tersebut melalui tugumalang.id, yang merupakan media partner resmi kumparan.com.
Senyum bahagia terlihat bagi penerima bantuan. Salah satunya yang dirasakan Paguyupan Keripik dan Tempe Sanan yang menaungi 636 pengrajin tempe di Malang.
Ketua Paguyupan Keripik dan Tempe Sanan, M Arif Sofyan Hadi, mengatakan bahwa pengrajin tempe terdampak pandemi COVID-19. "Total semua (pengrajin) libur selama 2,5 bulan," ucapnya.
Bahkan, ada satu pick up keripik tempe yang dibakar karena tak laku terjual dan dikembalikan oleh toko oleh-oleh.
"Kebanyakan tidak bisa dijual lagi. Jaga kualitas keripik tempe. Kalau mau ditahan sampai 3 bulan, pembeli kecewa. Lebih baik dibakar," jelas Hadi.
ADVERTISEMENT
Selain Paguyupan Keripik dan Tempe Sanan, bantuan juga disalurkan kepada Difabel Creative Community yang menaungi 50 anggota penyandang disabilitas.
Ketua Difabel Creative Community, Sutarno, mengatakan pandemi COVID-19 sangat berdampak pada para penyandang disabilitas. "Untuk orang yang non difabel saja dampaknya sangat terasa. Apalagi dengan teman-teman difabel seperti ini," jelasnya.
Sutarno berharap, pandemi segera berlalu. "Sehingga kami dapat hidup normal lagi, seperti biasa," inginnya.
Selain itu, bantuan juga disalurkan kepada para pekerja harian. Salah satunya kepada tukang batu, Samsul Arifin. Dia mengaku selama 3 bulan ini tidak ada pekerjaan."Tidak ada orderan selama pandemi," paparnya.
Samsul berharap, pandemi ini segera cepat berlalu dan dia dapat kembali bekerja seperti semula.
ADVERTISEMENT
Selain itu, bantuan juga diterima oleh Komunitas Tamasja Malang. Komunitas ini membawahi sekitar 70 tour leader. Karena sektor pariwisata tutup, otomatis mereka tidak mendapatkan pendapatan."Ini sangat bermanfaat sekali, karena sektor pariwisata begitu terdampak," kata Widuri, perwakilan Komunitas Tamasja.
Artikel ini bentuk kerjasama antara DCODE dan Kumparan, saatnya kita beraksi bukan berpangku diri #MauGerakWithDCODE more info click Dcode.id