Berharap Perhatian Bupati Malang, Petani Jeruk Desa Selorejo Gelar Demo

Konten Media Partner
19 Agustus 2020 14:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani jeruk. Foto: Rizal Adhi
zoom-in-whitePerbesar
Petani jeruk. Foto: Rizal Adhi
ADVERTISEMENT
MALANG - Polemik petani jeruk Desa Selorejo semakin meruncing. Terbaru, ratusan petani jeruk menggelar aksi demo di depan Pendopo Pringgitan Kabupaten Malang, pada Rabu pagi (19/8/2020), pukul 09.00 WIB.
ADVERTISEMENT
"Kemarin ke desa sudah tidak ada yang menanggapi. Kami tunggu seharian gak muncul. Jadi, kami punya niatan untuk kemari buat minta pertolongan dari Pak Bupati," ungkap Ketua Kelompok Tani Sumberrejeki Desa Selorejo, Purwati, pada Rabu (19/8/2020).
Sayangnya, Bupati Malang tidak ada ditempat. "Sekarang hari ini Pak Bupati tidak ada karena ada acara. Sehingga kita-kita diundang ke Kantor Sekda (Sekretaris Daerah) hari Senin jam 09.00 WIB atau 09.30 WIB," bebernya.
Aksi petani jeruk. Foto: Rizal Adhi
"Nanti saya bersama semua warga akan datang. Kami sekarang harus sama-sama. Karena sudah 8 bulan kami dibohongi. Bukannya tidak percaya sama pemerintah, tapi kenyataannya selama 8 bulan ini tidak ada apa-apanya," sambungnya.
Dalam mediasi nanti, Purwati mengatakan, akan mengungkapkan semua keluh kesahnya pada Sekda dan Bupati Malang.
ADVERTISEMENT
"Nanti hari Senin kita tetap sama bakal mediasi minta ganti rugi, kalau bisa ya tetap menyewa. Karena warga yang menanam buah jeruk, tapi harapannya ya tetap bisa menyewa," terangnya.
Purwati juga menegaskan, dirinya tidak menolak adanya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dewarejo di Desa Selorejo.
"Kami tidak menolak adanya BUMDes. Kami sangat setuju adanya BUMDes. Asalkan tetap warga yang merawat jadi warga mengambil pupuk di BUMDes dan setor jeruknya di BUMDes," ucapnya.
Dengan begitu, baik BUMDes Dewarejo maupun Kelompok Tani Sumberrejeki bisa mendapatkan keuntungan bersama-sama.
Dia mengatakan, setiap kali ingin dikonfirmasi, Kepala Desa Selorejo, Bambang Suponyono, selalu berhasil menghilang. "Warga nyari-nyari Pak Kepala Desa tidak ada dan ditelpon juga tidak bisa," keluhnya.
ADVERTISEMENT
"Bahkan kemarin ada intel dari Polres datang buat telepon Pak Lurah juga tidak bisa. Dia datang ke saya buat minta nomor telepon Pak Lurah. Lha saya aja gak pernah dihubungi ya gak punya," ucapnya.
Aksi yang dilakukan para petani ini lantaran Camat Dau juga terkesan angkat tangan pada permasalahan ini. "Pak Camat juga kami sudah datang 3 kali tapi tidak ada respon," ujarnya.
Terakhir, Purwati mengatakan, jika mediasi hari Senin nanti Lurah Selorejo hadir, dia ingin menanyakan maksudnya selama ini. Karena ia beranggapan jika banyak petani yang sewanya belum habis tapi dilanggar hak-haknya.
"Kan yang menyewa tahun 2019 habisnya Desember 2020, bahkan ada yang menyewa dari 2020 harusnya habis 2021 tapi kenapa dari April 2020 sudah memetik jeruk warga. Kan tidak berhak itu milik warga. Saya hanya ingin tahu maksud Pak Lurah," tutupnya.
ADVERTISEMENT
Aksi tersebut berakhir sekitar pukul 10.00 WIB. Dilanjutkan dengan makan bersama di depan Pendopo Pringgitan Kabupaten Malang. Bahkan, anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) juga ikut dipersilahkan makan bersama.