Bersama IAI Jatim, Calon Akuntan Muda FEB Unisma Sambut Era Fintech

Konten Media Partner
4 Oktober 2021 8:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Eksekutif Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Timur, Sigit Kurnianto SE MSA Ak CA SAS AAP-B ACPA. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Eksekutif Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Timur, Sigit Kurnianto SE MSA Ak CA SAS AAP-B ACPA. Foto: dok
ADVERTISEMENT
MALANG - Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (FEB Unisma) mengajak para mahasiswa baru mempersiapkan diri menyambut era fintech melalui Studi Banding Virtual bertajuk "HMJA FEB Unisma Goes to IAI Jatim", pada Sabtu (2/10/2021), pukul 13.00-15.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Dalam kegiatan tersebut, mereka diterima oleh Direktur Eksekutif Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Timur, Sigit Kurnianto SE MSA Ak CA SAS AAP-B ACPA, dari Graha IAI Jatim, di Jalan Krukah Utara No 64 Surabaya.
Kegiatan diawali dengn seremonial rutin yaitu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, mars Subahnul Wathon, dan Sholawat Nuril Anwar.
Dekan FEB Unisma, Nur Diana SE MSi. Foto: dok
Sambutan disampaikan oleh Ketua HMJ Akuntansi, Gina Abyan Azizah Haris dan Dekan FEB Unisma, Nur Diana SE MSi yang dilanjutkan dengan pembukaan dan penyerahan tanda terima kasih secara virtual.
Nur Diana menyambut baik agenda HMJ Akuntansi tersebut. Dalam sambutannya, dia menyampaikan bahwa era fintech adalah era penuh tantangan bagi dunia profesi akuntansi, sehingga para generasi muda yaitu calon-calon akuntan sangat perlu untuk mempersiapkan diri mereka menghadapi era tersebut, terutama dengan melihat dari perspektif tantangan dan peluang bagi profesi akuntan.
ADVERTISEMENT
"Era fintech ini telah mengubah perilaku bisnis dan hal ini membawa dampak positif maupun negatif yang mana profesi akuntan semakin dibutuhkan," sebutnya.
Ketua Himpunan Mahasiswa Akuntansi FEB Unisma, Ghina Abyan Azizah Haris. Foto: dok
"Di satu sisi, pekerjaan akuntan tradisional yang sifatnya berkaitan angka akan dengan mudah diotomasi. Di sisi yang lain, maraknya kejahatan cyber, fraud yang semakin tinggi, dan pembobolan data," imbuhnya.
Kondisi ini, kata dia, membutuhkan profesi akuntan sebagai garda terdepan dalam menanggulanginya.
Dekan yang selalu antusias dan mendukung semua aktivitas positif mahasiswa tersebut berharap melalui studi banding tersebut, mahasiswa akuntansi bisa mendapatkan banyak nilai dan inspirasi dalam mempersiapkan diri menjadi akuntan tangguh di masa depan.
Studi Banding Virtual bertajuk "HMJA FEB Unisma Goes to IAI Jatim". Foto: dok
Sementara itu, Sigit Kurnianto menyambut baik dan memberikan apresiasi atas kegiatan Studi Banding Virtual yang ingin mengetahui lebih dalam tentang peran IAI dan mendukung terciptanya akuntan tangguh di negara Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sigit memberikan wawasan bahwa IAI merupakan organisasi profesi yang menjembatani pengembangan karir akuntan di Indonesia.
"IAI bertanggung jawab menyelenggarakan ujian sertifikasi akuntan profesional (ujian Chartered Accoountant-CA Indonesia), menjaga kompetensi melalui penyelenggaraan pendidikan profesional berkelanjutan, menyusun dan menetapkan kode etik, standar profesi dan standar akuntansi," sebutnya.
Pemberian cindera mata virtual. Foto: dok
Lebih lanjut, Sigit memaparkan bahwa akuntan tidak bisa menghindar dari tantangan di era fintech. Dengan segala kemajuan teknologi informasi, profesi akuntan justru harus bisa menghadapinya sebagai tantangan yang harus dihadapi.
"Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak pekerjaan di dunia akuntansi yang bersifat repetitive dan klerikal bisa digantikan oleh teknologi robotic dan teknologi informasi. Namun, akuntan juga bisa menggunakan teknologi informasi tersebut sebagai cara untuk meningkatkan kinerja akuntan karena transparansi yang diusung oleh teknologi informasi akan semakin meningkatkan akuntabilitas informasi yang dihasilkan akuntan. Asimetri informasi akan semakin minim karena semua pihak bisa memiliki akses informasi yang sama besar, sehingga terjadi mekanisme pengendalian internal yang optimal," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Acara ditutup dengan pemberian kuis kepada peserta yang berisi pertanyaan mengenai materi yang sudah disampaikan narasumber. Kuis ini disambut suka cita oleh sekitar 300-an peserta studi banding, terbukti dari antusiasme sebagian besar peserta mengikuti kuis yang digelar dalam acara ini. Rangkaian kegiatan studi banding diakhiri dengan pembagian hadiah kepada tiga pemenang kuis oleh panitia.(ads)