BUMDes Sering jadi Polemik, Ini Jawaban Ketiga Paslon saat Debat Publik Kedua

Konten Media Partner
20 November 2020 20:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketiga paslon Cabup-Cawabup Malang saat melakukan debat publik kedua. Foto: Ben.
zoom-in-whitePerbesar
Ketiga paslon Cabup-Cawabup Malang saat melakukan debat publik kedua. Foto: Ben.
ADVERTISEMENT
MALANG - Dalam Debat Publik Calon Bupati dan Wakil Bupati Malang kedua yang diselenggarakan pada Jumat Malam (20/11/2020) mengambil tema Pembangunan khususnya tentang BUMDes. Ada satu pertanyaan menarik yang dilemparkan pada ketiga Pasangan Calon (Paslon). Pertanyaan tersebut terkait keberadaan BUMDes yang bertujuan untuk menarik PADes (Pendapatan Asli Desa) dan memberdayakan masyarakat justru berkompetisi dengan UMKM desa tersebut.
ADVERTISEMENT
Pertanyaan tersebut sangat realistis karena kejadian tersebut akhir-akhir ini sering terjadi di Kabupaten Malang. Paslon nomor urut satu, Muhammad Sanusi dan Didik Gatot Subroto (Sandi) menjawab pentingnya kolaborasi antara BUMDes dan masyarakat desa. "Itu harus ada kolaborasi, sehingga ada PAD untuk desa, jadi nanti kita akan adakan pembinaan," terang Sanusi.
Sanusi juga memaparkan program pemodalan bagi UMKM. "Kami siapkan dana modal tanpa bunga bagi usaha dengan modal dibawah 10 juta," tegasnya.
Sementara wakilnya, Didik Gatot Subroto juga menekankan pentingnya kolaborasi. "BUMDes bagian pemasaran dan umkm adalah produksi, BUMdes juga memberikan modal untuk pemberdayaan. Jika ini berkolaborasi bagus maka masing-masing bisa berjalan," ujarnya.
Tidak berbeda jauh dengan Paslon satu, Paslon nomor urut dua, Lathifah Shohib dan Didik Budi Muljono (Ladub) juga menekankan pentingnya kolaborasi. "Perlu adanya program kolaborasi antara BUMDes dengan perusahaan swasta desa sehingga bisa memberdayakan desa," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Namun, Lathifah juga menekankan pentingnya digitalisasi dalam program usaha desa. "Disamping itu, pembuatan database digunakan untuk mempermudah pengambilan keputusan. Permodalan akan kami akomodir dengan Bank Jatim atau Bank BUMN lainnya," jelasnya.
Sementara Paslon nomor urut tiga, Heri Cahyono dan Gunadi Handoko mengatakan jika diperlukan pondasi usaha di tubuh BUMDes. "Saya adalah ketua beberapa BUMDes, dan selalu keluhannya modalnya kurang, jadi perlu pondasi usaha," terang Heri Cahyono.
"Maka kami akan membuat produk BUMDes untuk standarisasi manajemen dan bisnis pokok, sehingga jika ada kesulitan bisa konsultasi ke sana," pungkasnya.