Calon Petahana Pilbup Malang Dangdutan, Pengamat: Harusnya Jadi Suri Teladan

Konten Media Partner
7 Agustus 2020 10:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sanusi (tengah di atas panggung). Foto: Istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Sanusi (tengah di atas panggung). Foto: Istimewa.
ADVERTISEMENT
MALANG - Pengamat politik angkat bicara soal video dangdutan Calon Petahana Bupati Malang, Muhammad Sanusi, yang viral di media sosial.
ADVERTISEMENT
Pengamat Politik dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dr Wahyu Winarjo MSi, mengatakan seharusnya Bupati Malang menjadi suri teladan.
"Rakyat akan selalu meminta agar pemerintah senantiasa menjadi suri tauladan atas aturan yang digulirkan," papar Wahyu, pada Kamis (6/7/2020).
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMM ini juga menjelaskan, akan ada pembangkangan dari masyarakat jika pemerintah tidak bisa menjadi suri teladan.
"Jika pemerintah tidak bisa ing ngarso sung tulodo, maka yang akan terjadi nantinya adalah pembangkangan yang dilakukan oleh rakyat. Ibarat pepatah, guru kencing berdiri, murid kencing berlari," terangnya.
Wahyu mengungkapkan, sejak dulu hiburan berupa musik dangdut adalah salah satu cara mendekati calon pemilih yang efektif.
"Secara umum media hiburan, termasuk di dalamnya musik dangdut, dapat menjadi sarana untuk mendekatkan kontestan dengan calon pemilih," paparnya.
ADVERTISEMENT
Namun, mengadakan pesta besar-besaran di tengah pandemi COVID-19, tidak elok dilihat oleh masyarakat.
"Di era pandemi COVID-19, yang mana pemerintah senantiasa meminta agar rakyat mengikuti protokol kesehatan, maka seharusnya pentas dangdutnya dilakukan secara daring. Jika hal ini tidak dilakukan, maka akan justru menjadi kontra produktif terhadap misi kampanyenya nanti," jelasnya.
Oleh sebab itu, sangat wajar jika masyarakat meluapkan kekecewaannya kepada Bupati Malang yang masih menjabat saat ini.
"Respon masyarakat sebagaimana dalam medsos tersebut adalah bukti ketidak sukaan rakyat terhadap apa yang dilakukan oleh incumbent," ungkapnya.
Terakhir, Wahyu mengungkapkan, saat kondisi krisis seperti ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang diminta memiliki rasa simpati.
"Rakyat meminta agar pemerintah juga memiliki sense of crisis sebagaimana pemerintah juga meminta kepada rakyat untuk melakukan hal tersebut," tutupnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Bupati Malang dikritik warganet karena menyelenggarakan acara dangdutan saat deklarasi tim pemenangan Pilkada 2020, di Rumah Makan Bojana Puri Kepanjen, Kabupaten Malang, pada Rabu Malam (5/7/2020).
Lalu saat dikonfirmasi, Sanusi menegaskan dirinya tidak dangdutan. Namun, menyelenggarakan electone saat kondisi deklarasi sudah sepi atau selesai.