Cerita Guru di Pelosok Malang yang Keliling ke Rumah Murid untuk Mengajar

Konten Media Partner
22 April 2020 12:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arjoko Setiono foto bersama siswa di rumah wali muridnya. Foto-foto: dokumen.
zoom-in-whitePerbesar
Arjoko Setiono foto bersama siswa di rumah wali muridnya. Foto-foto: dokumen.
ADVERTISEMENT
MALANG-Belajar di rumah bagi kalangan kelas menengah di daerah perkotaan mungkin tidak ada masalah. Tapi, bagi warga pedesaan yang minim sinyal dan teknologi, belajar dari rumah adalah sebuah permasalahan.
ADVERTISEMENT
Karena alasan inilah, membuat Arjoko Setiono, salah seorang guru di SDN 2 Sidodadi, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang berkeliling mengunjungi rumah murid-nya untuk mengajar di massa COVID-19 ini.
Berada di ujung barat Kabupaten Malang, membuat Arjoko sering merasa kesulitan jika harus berkomunikasi dengan siswanya memakai handphone. Selain sinyal sulit, banyak siswanya yang tidak punya handphone.
"Waktu pertama kali BDR (Belajar dari Rumah), hampir 40 persen terkendala handphone,” kata guru kelas 5 ini kepada wartawan tugumalang.id, Rabu (22/4).
Arjoko Setiono saat berada di rumah murid-nya di Ngantang, Kabupaten Malang.
Selain banyak siswa yang tak punya handphone, dalam proses belajar mengajar online, juga terkendala dengan sinyal.
"Memang ada kendala signal, sehingga siswa kesulitan mengakses tugas-tugas, selain itu dalam proses pembelajaran daring, banyak siswa yang kesulitan mengakses aplikasi,” katanya.
ADVERTISEMENT
Karena inilah, sejak tiga minggu lalu, setiap hari Senin atau Selasa, dia berinisiatif keliling ke rumah-rumah. Jumlah siswa-nya sebanyak 24 orang, tapi ketika keliling, dia kadang keliling ke 20 rumah siswa dalam sehari.
"Karena beberapa siswa, gabung rumah siswa yang lainnya,” imbuhnya.
Ketika melakukan kunjungan ke rumah-rumah siswa itu, dia melakukan evaluasi terkait kesulitan proses belajar mengajar selama di rumah.
"Selain itu, sharing dengan orang tua juga tidak maksimal ketika tidak bertemu,” imbuh alumnus Universitas Terbuka ini.
Ada banyak cerita yang Arjoko temui saat keliling ke rumah-rumah. Menurut dia, siswa terkendala belajar online karena kadang handphone-nya dibawa orang tuanya kerja, handphone yang biasa dibuat belajar dibawa kakaknya.
"Dan ada juga yang lupa membeli paketan,” katanya.
ADVERTISEMENT
Dia juga mempunyai cerita bahwa salah satu siswanya mengaku jenuh di rumah saja, sehingga malas belajar.
"Orang tua-nya memberi semangat tidak bisa, ketika saya kunjungi ke rumahnya dan saya dengarkan keluhannya, akhirnya dia mau aktif lagi belajar,” pungkasnya.
-------------------------
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!