Cerita Napi Dipenjara Seumur Hidup di Lapas Malang, Isi Hari dengan Berkarya
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menghabiskan hidup dipenjara tidak mudah, kerinduan pada keluarga sering membuatnya menyesali dengan dalam apa yang telah dilakukannya. Namun demikian, Cak Sunardi punya cara untuk mengisi hari-harinya, yaitu dengan berkarya.
Napi yang kini berusia 40 tahun itu sudah mengikhlaskan dan menerima konsekuensi dari perbuatannya. Tetapi, di sisa hidupnya itu, dia mau membuktikan bahwa dia telah berubah. Dengan penuh kesungguhan, dia mengikuti segala pembinaan yang ada di lapas tersebut.
Cak Nardi memang aktif melakukan kegiatan pembinaan kemandirian. Mulai kegiatan keterampilan pangkas rambut, perkayuan atau mebel, perbengkelan las hingga kerajinan.
Selama menjalani pembinaan kemandirian itu, pria asal Bondowoso itu tampak fasih dalam membuat karya-karya kerajinan. Mulai ukiran kaligrafi, miniatur truk dan kerajinan lain. Bahkan dia juga lihai dalam hal memaskas rambut.
ADVERTISEMENT
"Kami sangat mendukung warga binaan yang aktif dalam kegiatan positif atau berkarya. Kami yakin dia sudah siap menjadi manusia baru dengan keterampilan yang dimiliki jika nantinya terjun ke masyarakat," kata Kalapas Kelas I Malang, Heri Azhari, Selasa (28/9/2022).
Tak hanya menjalani pembinaan kemandirian, Cak Nardi juga aktif menjalani pembinaan kepribadian. Mulai mengaji hingga salat jamaah secara rutin dia jalani dengan sungguh sungguh.
"Saya sudah menyadari kesalahan saya dan sudah bertobat. Demi Allah saya ingin menjadi bagian dari keluarga saya lagi. Ingin segera berkumpul dengan keluarga lagi dan mengabdikan diri ke bangsa dan negara di tengah-tengah masyarakat," ungkap Cak Nardi.
Cak Nardi panggilan akrab Sunardi itu memiliki harapan agar bisa mendapatkan keringanan hukuman. Sebab, dia mengaku sangat merindukan saat saat menjalani hari bersama keluarga.
ADVERTISEMENT
"Harapan saya, pidana seumur hidup saya bisa berubah (diringankan)," ucapnya dengan mata berkaca kaca.