Dalam Forum FPJ, Konsultan Komunikasi Bilang Pentingnya Makna Berita

Konten Media Partner
4 Juni 2021 14:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
para peserta Fellowship Jurnalisme Pendidikan Batch 2. foto/screen shoot
zoom-in-whitePerbesar
para peserta Fellowship Jurnalisme Pendidikan Batch 2. foto/screen shoot
ADVERTISEMENT
MALANG - Fellowship Jurnalisme Pendidikan Batch 2 memasuki hari ke empat di pekan pertama. Forum yang digagas Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) dan PT Paragon Technology and Innovation, diikuti para jurnalis dari berbagai media baik nasional maupun lokal. Pada sesi kali ini mereka mendapatkan materi terkait makna berita dari Konsultan Komunikasi, Tri J Sukaryana.
ADVERTISEMENT
"Banyak yang melupakan makna kenapa berita ini dibuat, kenapa berita ini penting dibaca. Semua berita seyogyanya memiliki makna, karena ini merupakan pesan kepada masyarakat bahwa berita ini penting," terangnya kepada para audiens pada Jumat (04/06/2021).
Ia mengatakan kenapa banyak orang hanya membaca berita selintas, karena menurutnya berita itu kurang memiliki makna.
Konsultan Komunikasi, Tri J Sukaryana.
"Kenapa tidak bermakna, karena tidak dibuat paragraf bermakna itu. Oleh karena itu, setiap berita harus memiliki nilai atau news value, news value sebagai salah satu kriteria," tegasnya.
Pria berkacamata ini mengatakan bahwa berita itu memiliki dampak bagi para pembaca.
"Ini merupakan bagian terpenting dalam berita karena menjelaskan penting tidaknya suatu berita atau isu bagi pembaca. Ini menjelaskan mengapa irang tersebut harus membaca berita kita," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Makna berita ini dianggap penting, karena menurutnya paragraf yang mengandung makan berita tadi berisi informasi.
Moderator dan ketua Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) Nurcholis MA Basyari.
"Pembaca pada umumnya adalah scanning reader atau pembaca cepat, sehingga mereka harus memahami berita secara cepat. Karena orang membaca artikel untuk mendapatkan sesuatu dalam bentuk informasi. Dan tidak semua pembaca tahu arti suatu peristiwa atau isu," bebernya.
Untuk membuat paragraf yang berisi makana berita, Tri menjelaskan bahwa wartawan harus mempertanyakan ulang pentingnya berita tersebut dibuat.
"Tanyakan kepada narasumber yang berkompeten kenapa berita tersebut penting dibuat. Jawaban dari pertanyaan tersebutlah yang disebut makna berita," ungkapnya.
"Kemudian jangan pernah masukkan opini penulis. Dan perlakuan paragraf makna sebagai bagian unsur berita, agar terbiasa ketika bertemu narasumber," pungkasnya.