Depresi Karena Sakit, Pensiunan Guru di Malang Nekat Gantung Diri

Konten Media Partner
8 September 2019 20:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustasi gantung diri. (Foto: Shutterstock) 
zoom-in-whitePerbesar
Ilustasi gantung diri. (Foto: Shutterstock) 
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID - Suwignyo (65), warga Desa Sidorahayu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur, nekat mengakhiri hidup hidupnya karena penyakit yang selama bertahun-tahun ia derita tak kunjung sembuh.
ADVERTISEMENT
Suwignyo bunuh diri dengan cara gantung diri di rumahnya. Menurut keterangan Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Wagir, Aiptu Gatot, korban nekat mengakhiri hidupnya karena depresi akibat mengalami penyakit darah tinggi dan diabetes yang dideritanya.
Korban juga diketahui hanya tinggal sendiri di rumahnya, setelah beberapa lama ditinggal oleh istrinya. "Ya, kalau menurut keterangan adiknya yang tinggal di depan rumah, diduga korban mengalami depresi akibat mengalami penyakit menahun sekaligus ditinggal istrinya dan anaknya karena permasalahan keluarga," tutur Gatot.
Sebelum ditemukan tewas pada sekitar pukul 07.00 WIB, korban yang merupakan pensiunan guru itu pada awalnya dibangunkan pada pukul 05.00 WIB oleh adik kandungnya, Asmiyati. Namun, hingga 06.30 WIB, korban tidak kunjung merespons sehingga membuat Asmiyati curiga, lantaran lampu rumah korban masih hidup.
ADVERTISEMENT
Untuk menjawab rasa kecurigaan itu, Asmiyati lantas memanggil adik korban yang lain, Abdul Gani. "Kemudian Abdul Gani mencukit jendela rumahnya, dan kemudian menemukan korban dalam keadaan gantung diri di ruang tamu," kata Gatot.
Setelah kejadian itu, sebenarnya pihak kepolisian hendak membawa jenazah korban ke rumah sakit untuk diautopsi, namun pihak keluarga menolak dan menganggap hal itu sebagai musibah.
Jumlah kasus bunuh diri di Kabupaten Malang memang cukup marak. Pada tahun 2019 ini, terhitung sudah 18 kali terjadi kasus bunuh diri. "Mayoritas diantaranya akibat depresi karena mengalami penyakit menahun," ungkap Kepala Urusan Pembinaan Operasional Satuan Reskrim Kepolisian Resor Malang, Iptu Rudi Kiswoyo.
Jika dibandingkan pada tahun 2018 lalu, jumlah itu meningkat. Pada 2018, jumlah korban bunuh diri terhitung sebanyak 15 korban. Sementara, cara-cara yang digunakan oleh pelaku bunuh diri pun bermacam-macam, mulai dengan cara gantung diri, menabrakkan diri ke kereta api, dan menceburkan diri ke sumur.
ADVERTISEMENT
“Namun yang paling banyak gantung diri," terang Rudi. Sedangkan pada tahun 2019 ini, ia menyebut dalam setiap bulan pasti ada orang yang bunuh diri. "Berbeda dengan tahun lalu, setiap bulan setidaknya pasti ada satu orang yang bunuh diri," tutup Rudi.
Jika anda membutuhkan informasi terkait depresi atau ingin berbicara tentang isu kesehatan mental lainnya, anda dapat menghubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas dan Rumah Sakit terdekat atau mengontak LSM 'Into the light' untuk mendapat pendampingan di email [email protected] atau Facebook: http://www.facebook.com/intothelightid, Twitter: http://www.twitter.com/intothelightid, Instagram: http://www.instagram.com/intothelightid.
Reporter: Hafis Iqbal
Editor: Gigih Mazda